Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pria Membunuh Kekasihnya yang Minta Putus di Gudang Kayu

Kompas.com - 19/07/2018, 23:02 WIB
Rima Wahyuningrum,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Rulian Syauri mengungkap kronologi pembunuhan yang dilakukan oleh A (30) terhadap kekasihnya, R (21), usai menggelar rekosntruksi di Jalan Meruya Ilir, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat pada Kamis (19/7/2018).

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (29/6/2018) malam di gudang kayu yang merupakan tempat tinggal pelaku. 

Mulanya, pelaku merasa tidak dihargai lantaran korban tak mengindahkan ajakan pelaku bertemu orangtuanya. Korban justru memilih pergi bersama temannya. Korban pun meminta putus.

Pelaku sakit hati karena korban minta putus hubungan. Mereka sudah 8 bulan berpacaran. Setelah itu, pelaku membawa korban ke gudang kayu.

"Di lorong (masuk ke gudang) itu korban dicekik untuk yang pertama kalinya oleh tersangka. Kemudian korban terjatuh, namun korban sempat teriak," kata Rulian di lokasi, Kamis.

Korban teriak pada pencekikan pertama terjadi di lorong pintu masuk gudang. Akibat teriakan korban, pelaku mencekik untuk kedua kalinya sehingga membuat korban tak bergerak.

"Korban kemudian digotong oleh tersangka ke gudang kosong," kata Rulian.

Baca juga: Pria yang Bunuh Kekasih di Kembangan Peragakan 11 Adegan dalam Rekonstruksi

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, kondisi gudang sebagai tempat kejadian perkara merupakan sebuah ruang berukuran sekitar 5 x 5 meter. Jalan masuk ke gudang hanya sebuah gang sempit dengan lebar 1 x 5 meter.

Sementara kondisi jalan dan lantai gudang hanya berupa bebatuan tanpa penerang. Lampu penerang baru menyala tepat di area gudang yang dalam keadaan berantakan penuh tumpukan kayu dan hanya beralas tikar.

Dalam gudang tersebut, pelaku ternyata kembali melakukan kekerasan terhadap korban. Korban digotong dan kemudian dianiaya hingga tewas.

Baca juga: Seorang Pria di Jakbar Bunuh Mantan Kekasih karena Cintanya Ditolak

"Kemudian setelah dipastikan tidak bernyawa, korban ditutup dengan terpal dan selimut yang ada di dalam. Kemudian tersangka meninggalkan korban," kata Rulian.  Korban sempat menghilang dari rumahnya dan keluarga mendapat kabar bahwa korban telah meninggal dunia melalui pesan singkat dari pelaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com