Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi: Tidak Pantas di Negara Sebesar Ini Ada Rebutan 1 Hektar Pulau, Lucu...

Kompas.com - 22/07/2018, 19:12 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Pulau Pari menyampaikan keluhan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terkait kasus sengketa lahan dengan PT Bumi Pari Asri.

Keluhan itu disampaikan saat Susi mengunjungi Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Minggu (22/7/2018).

"Kalau saya berharap pemerintah bisa melihat masyarakat Pulau Pari. Harapan kami ke depan hak kelola ada di masyarakat dan pemerintah bisa memberikan legalitas," kata perwakilan warga, Shahrul Hidayat, di lokasi.

Baca juga: Menteri Susi Terkejut Lihat Kesadaran Warga Pulau Pari akan Pentingnya Mangrove

Ia mengaku senang bisa menyampaikan harapannya kepada Susi. Sebab, menurut dia, saat ini warga merasakan seperti dijajah di tanah sendiri.

Sementara itu, Susi menerima masukan warga tersebut. Menurut dia, warga asli tidak boleh disingkirkan dari tempat tinggalnya. 

"Kewajiban saya mendengar dan saya rasa mereka juga benar. Karena mereka lahir turun temurun di pulau ini," kata Susi.

Baca juga: Menteri Susi: Anda Mau Kelola Pulau Dasarnya Apa? Kalau Cari Uang, Tidak Boleh...

Ia mengatakan, investor atau perorangan tidak boleh mengakui sebuah pulau karena ada aturan di setiap pulau.

Sebanyak 30 persen lahan setiap pulau adalah milik pemerintah, sedangkan 70 persen sisanya digunakan untuk sarana publik.

Susi menilai konflik warga dengan PT Bumi Pari Asri terkait sengketa lahan tidak pantas dilakukan. Perusahaan tersebut mengklaim memiliki hak kepemilikan lahan Pulau Pari.

Baca juga: Menteri Susi Minta Warga Pulau Pari Tak Pakai Sedotan Plastik

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendatangi Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Minggu (22/7/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendatangi Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Minggu (22/7/2018).
"Tidak pantas dan tidak layak untuk negara sebesar ini ada rebutan lahan 41 persen atau pulau 1 hektar. Lucu," ujarnya. 

Dalam kunjungan tersebut, Susi membuka peluang investor yang ingin mengelola pulau di Indonesia untuk mencari pulau lainnya.

Sebab dari 17.500 pulau yang ada di Indonesia, masih ada lebih dari 6.000 pulau yang tidak berpenghuni dan bisa dikelola investor.

Baca juga: Menanti Penataan Pulau Pari di Tengah Sengketa Lahan

Sengketa lahan di Pulau Pari telah terjadi sejak 2014. PT Bumi Pari Asri mengklaim lahan warga sebagai miliknya. 

Terakhir, Ombudsman menemukan adanya malaadministrasi yang dilakukan Kantor Pertanahan Jakarta Utara dalam menerbitkan sertifikat hak milik (SHM) dan sertifikat hak guna bangunan (SHGB) atas nama PT Bumi Pari Asri di Pulau Pari.

Sidang kasus sengketa tersebut masih bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com