Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Separator Warna-warni Negatifnya di Mana?"

Kompas.com - 29/07/2018, 18:17 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Rahmat Basuki mempertanyakan komentar para pihak yang menyebut separator jalan yang dicat warna-warni menyalahi aturan. Menurut Rahmat, separator dicat warna-warni untuk mempercantik separator tersebut.

"Iya, lebih bersih. Artinya, (separator warna-warni) negatifnya di mana?" kata Rahmat saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/7/2018).

Rahmat menyampaikan, pembatas jalur transjakarta dicat dengan warna-warna pastel untuk menyemarakkan Asian Games 2018.

Baca juga: Menengok Separator Jalan Warna-warni di Pejaten Barat...

Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Pejaten Barat mengecat separator jalan di daerahnya sejak dua hari terakhir. Selain mengecat separator jalan, PPSU atau pasukan oranye itu juga menggambar mural di dinding Jalan Warung Jati Barat.

"Kami sekalian menyemarakkan Asian Games aja. Ada mural juga yang di Jalan Buncit (Warung Jati Barat)," kata Rahmat.

Separator warna-warni itu berada di Jalan Warung Jati Barat, mulai dari perempatan Pejaten Village di dekat Halte Transjakarta Pejaten Philips hingga sebelum Halte Transjakarta Buncit Indah. Pembatas jalur khusus transjakarta itu dicat dengan warna-warna pastel, baik separator yang mengarah ke Ragunan, maupun ke Mampang. Ada warna kuning, oranye, merah muda, hijau muda, biru, hingga ungu.

Tidak semua separator di dekat Halte Transjakarta Buncit Indah dicat. Ada yang dicat warna-warni, ada pula yang tidak dicat seperti sedia kala. Kondisi separator yang tidak dicat tampak kotor.

Rahmat menyebut bagian separator yang tidak dicat tidak termasuk Kelurahan Pejaten Barat.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi sebelumnya mengatakan, tidak ada aturan khusus tentang warna separator jalan. Namun terkait warna marka jalan ada regulasinya.

Ia hanya mengimbau agar separator memiliki warna mencolok seperti water barrier dan dilengkapi reflektor.

Baca juga: Kemenhub: Tak Ada Aturan soal Warna Separator Jalan kecuali soal Marka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com