Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Kasus Meninggalnya 2 Bocah di Monas

Kompas.com - 14/08/2018, 07:39 WIB
Sherly Puspita,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya akan menghentikan penyelidikan kasus meninggalnya dua anak pada acara bagi-bagi sembako yang diadakan Forum Untukmu Indonesia di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada 28 April lalu.

Langkah itu akan ditempuh setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap para saksi dan disimpulkan bahwa meninggalnya Muhammad Rizki (10) dan Mahase Junaedi (12) pada saat itu bukan karena terinjak-injak saat mengantre sembako.

"Akhirnya penyidik menyimpulkan bahwa kematian dari anak tersebut disebabkan karena panas yang tinggi sehingga sebabkan meninggal dunia. Disesuaikan juga dengan keterangan orangtuanya sendiri dan dokter yang ada di Monas maupun dokter yang ada di rumah sakit," kata Nico di Mapolda Metro Jaya, Senin (13/8/2018) kemarin.

Baca juga: Polisi Hentikan Penyelidikan Tewasnya 2 Anak Saat Bagi-bagi Sembako di Monas

Nico menyampaikan, tidak ditemukan unsur kelalaian dari pihak panitia acara maupun pemerintah daerah terkait kematian dua anak tersebut.

"Karena semua ada di situ. Dari panitia sediakan ambulans, dari pemda sediakan ambulans, dan yang membawa korban ke rumah sakit, panitia, dan satpol PP yang melihat," ucap dia.

Nico mengatakan, kasus itu berpeluang dihentikan meski saat ini polisi belum menerbitkan secara resmi Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3).

Perjalanan kasus

Acara bagi-bagi sembako di Monas bertajuk "Untukmu Indinesia" yang digelar Forum Untukmu Indonesia dinilai menyalahi sejumlah prosedur perizinan. Ratusan ribu warga hadir ke Monas sejak Sabtu pagi itu untuk mengambil sembako dan makan gratis. Kericuhan kemudian sempat terjadi setelah warga berdesak-desakan mengantre sembako.

Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sandiaga Uno menyebutkan, dua anak tewas dalam acara bagi-bagi sembako tersebut.

"Adinda Rizki, bersama dengan Mahesha Janaedi, harus kehilangan nyawa karena berdesak-desakan," kata Sandiaga, di Balai Kota DKI Jakarta, pada 30 April 2018.

Muhammad Rizki sempat melaporkan ketua panitia Forum Untukmu Indonesia ke Bareskrim Polri atas dugaan kelalaian yang menyebabkan putranya meninggal. Laporan itu dilimpahkan ke Polda Metro Jaya. Namun akhirnya laporan tersebut dicabut.

Baca juga: Wakapolri Lapor ke Jokowi soal Kasus Tewasnya Dua Bocah Saat Pembagian Sembako di Monas

Di sisi lain, keluarga Mahase Junaedi tak menuntut penyelenggara karena menganggap kematian anaknya sebagai takdir.

Tak lama berselang, Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis menyatakan telah membentuk tim gabungan untuk mengungkap penyebab kematian dua bocah tersebut. Sejumlah saksi termasuk panitia penyelenggara dan pihak RSUD Tarakan yang pertama kali menangani korban dimintai keterangan hingga kasus ini itu ke tahap penyidikan.

Di tahap penyidikan, Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monumen Nasional (Monas) Mundjirin diperiksa pada 22 Mei 2018 dan mantan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati pada 24 Mei 2018.

Usai pemeriksaan keduanya, kabar mengenai kelanjutan penyidikan kasus ini kian meredup hingga akhirnya awak media menerima kabar bahwa polisi akan segera menghentikan kasus itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com