Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Prasetio "Panas" Ahok Berkali-kali Tuding DPRD soal Anggaran Siluman

Kompas.com - 17/08/2018, 07:46 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi merupakan ketua tim pemenangan pada saat Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat maju pada Pilkada DKI 2017.

Padahal, dulu Prasetio pernah berselisih dengan Basuki atau Ahok ketika dia belum terlalu mengenalnya.

Prasetio mengungkapkan awal-awal hubungannya dengan Ahok saat dia baru menjabat sebagai ketua DPRD.

Baca juga: Ahok Akan Adukan soal Anggaran Siluman Rp 2,1 Triliun kepada Mendagri

"Saya ini sebenarnya preman, kok tiba-tiba saya diberi kesempatan jadi ketua DPRD. Wah kerjanya apa ya ini? Saya enggak tahu. Tapi saya ikut fit and proper dan saya yang terpilih. Akhirnya saya tahu Pak Ahok ini setelah 1-3 bulan," ujar Prasetio saat peluncuran buku "Kebijakan Ahok" di Gedung Filateli, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).

Prasetio kemudian mau tidak mau harus lebih mengenal Ahok setelah dilantik sebagai gubernur.

Pada saat itulah baru terasa bahwa Ahok begitu ceplas ceplos. Bahkan Ahok berkali-kali menuding DPRD DKI memakan anggaran siluman.

Baca juga: BPKP Juga Temukan Anggaran Siluman di Dinas Kesehatan DKI

Prasetio mengaku dia bingung dengan tudingan Ahok karena belum lama menjabat sebagai ketua dewan. Saat itu dia merasa kesal dengan Ahok.

"Saya sebagai ketua DPRD dan partai pendukung, saya kasih tahu enggak kapok-kapok juga, 'Hok, lo ini hebat, tetapi mulut lo enggak ada etikanya'," kata Prasetio.

Kejadian itu terjadi ketika Ahok mengirimkan APBD yang tidak dibahas bersama DPRD DKI ke Kemendagri.

Baca juga: Pembelaan Diri DPRD soal Tudingan Anggaran Siluman

(Dari kiri ke kanan) Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek, dan Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi melakukan salam komando sebelum memasuki Gedung Blok F Kemendagri untuk rapat menyamakan persepsi tentang APBD 2015, Kamis (2/4/2015).KOMPAS.COM/KURNIA SARI AZIZA (Dari kiri ke kanan) Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek, dan Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi melakukan salam komando sebelum memasuki Gedung Blok F Kemendagri untuk rapat menyamakan persepsi tentang APBD 2015, Kamis (2/4/2015).
Masalah itu juga yang melahirkan adanya hak angket DPRD DKI. Kementerian Dalam Negeri sempat ambil alih untuk memediasi Ahok dan DPRD DKI.

Namun, justru pada saat mediasi itulah Prasetio semakin sebal dengan Ahok.

"Itu saya pernah hampir berantem sama dia, kondisinya benar-benar panas tuh," kata Prasetio.

Namun semakin lama, Prasetio semakin mengenal Ahok.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Bantah Anggotanya Terlibat Usulan Anggaran Siluman

Prasetio mengakui bahwa di balik sikapnya, Ahok menciptakan sistem penganggaran yang transparan. Dia berseloroh di setiap ruangan dinas selalu ada brankas untuk menyimpan uang APBD.

Namun, kini brankas itu sudah seperti sarang ular kobra karena selalu kosong. Semua transaksi dilakukan secara non-tunai.

Dia pun ingin meniru ketegasan Ahok dalam menjalankan pemerintahan.

Baca juga: Tim Angket DPRD DKI Diminta Fokus Selidiki Pengusul Anggaran Siluman

Prasetio mengaku kerap mengingatkan jajaran Pemprov DKI Jakarta. Dia juga tidak akan segan menegur jajaran Pemprov DKI jika bekerja kurang maksimal.

Prasetio mengaku akan menerapkannya tiap rapat badan anggaran bersama SKPD.

"Saya belajar dari sahabat saya Ahok," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com