Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Jualan Kurban di Sini Untungnya Lebih Rp 10 Juta, kalau Mau Larang, Carikan Tempat yang Ramai"

Kompas.com - 20/08/2018, 20:10 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang hewan kurban di bahu jalan dan trotoar sepanjang Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat enggan direlokasi dari tempat mereka berjualan saat ini.

Asep, salah satu pedagang hewan kurban, menyampaikan bahwa ia setiap tahunnya membuka lapak hewan kurban di lokasi tersebut menjelang Idul Adha.

"Saya sudah rutin setiap tahun ya berjualan di sini. Saya bangun kandang ini dari seminggu yang lalu. Belum ada tuh yang ngelarang kita berjualan," kata Asep kepada Kompas.com, Senin (20/8/2018).

Ia mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi tentang larangan berjualan di trotoar.

Baca juga: Jelang Idul Adha, Puluhan Pedagang Kurban Duduki Trotoar Tanah Abang

Jika memang dilarang berdasarkan aturan, ia berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan tempat yang layak untuk berjualan hewan kurban.

"Enggak pernah ada yang memberikan informasi larangan tuh. Saya kan sudah bilang ini sudah rutin setiap tahun. Kalau memang mau melarang, pemerintah ya sediakan tempat yang layak dan ramai pembeli," ujar Asep.

Ia mengaku menjual kambing mulai dari harga Rp 2 hingga Rp 5 juta. Ia bisa mendapatkan keuntungan lebih dari Rp 10 juta setiap tahunnya.

"Saya berjualan di sini keuntungannya bisa lebih dari Rp 10 juta. Makanya saya bilang kalau mau melarang ya carikan tempat yang layak biar tetap ramai dengan keuntungan yang sama," kata Asep.

Penjual hewan kurban lainnya, Ridho, juga mengaku setiap tahun membuka lapak hewan kurban di trotoar sepanjang Jalan KH Mas Mansyur tersebut.

Menurut dia, dengan berjualan di trotoar, akan lebih mudah menarik perhatian pembeli.

"Kalau jualan di sini kan mudah diliat pembeli yang berasal dari Pasar Tanah Abang. Lagipula semua orang sudah tahu kalau kita memang terbiasa jualan di sini," ujar Ridho.

Ia mengaku tidak takut apabila dipindahkan pemerintah ke tempat lain. Menurut dia, banyak di wilayah lain pedagang yang juga menjual hewan kurban di trotoar.

"Kalau mau gusur kita, itu artinya memutus rezeki orang," kata Ridho.

"Lagipula di tempat lain juga banyak yang jualan di trotoar, kenapa cuma pedagang Tanah Abang yang dilarang. Seharusnya kalau kita dilarang, semua juga harus dilarang," ujar dia.

Pendapat yang sama diungkapkan pedagang hewan kurban di trotoar Jalan KH Mas Mansyur lainnya, Miftah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com