Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan di Tempat Hiburan, 6 PSK Ditangkap di Jalanan Kawasan Blok M

Kompas.com - 21/08/2018, 14:54 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasatpol PP Jakarta Selatan Ujang Harmawan mengatakan, enam pekerja seks komersil (PSK) ditangkap di jalanan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (20/8/2018) malam.

Ujang menyebut keenam PSK itu dijaring setelah mereka tertangkap tangan menawarkan diri.

"Kami jaring enam PSK dan enam PMKS (penyandang masalah kesejahteraan sosial). Bukan di tempat hiburan, di jalanan di kawasan Blok M," ujar Ujang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/8/2018).

Baca juga: Setelah Atlet Asian Games Sewa PSK, Satpol PP Amankan 6 PSK di Jaksel

Ujang menyampaikan, anggota Satpol PP Jakarta Selatan mulanya berpura-pura menjadi pria hidung belang yang hendak menyewa PSK.

Saat PSK menawarkan dirinya, anggota Satpol PP langsung menjaring yang bersangkutan.

Menurut Ujang, penangkapan PSK itu merupakan bagian dari penertiban rutin yang digelar Satpol PP bersama Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan.

Baca juga: Anggota DPRD DKI Ini Sebut Kasus Atlet Jepang Sewa PSK Tamparan bagi Jakarta

"Anggota istilahnya menjebak sebagai hidung belang, pakai pakaian preman. Begitu ketahuan, oh dia nawarin diri, ya sudah (ditangkap)," kata Ujang.

Keenam PSK dan PMKS yang dijaring pada Senin malam itu kemudian dibawa ke panti sosial untuk dibina.

Kasatpol PP DKI Jakarta Yani Wahyu sebelumnya mengatakan, pihaknya meningkatkan pengawasan setelah empat atlet Jepang dipulangkan karena menyewa PSK di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Baca juga: PSK di Kasus Prostitusi Online Depok Pasang Tarif Rp 400.000-Rp 1 Juta

Peningkatan pengawasan dilakukan sejak Senin malam dengan menangkap enam PSK di Jakarta Selatan.

Yani sendiri mengaku belum tahu lokasi para atlet menyewa PSK. Sejauh ini, ia menyerahkan kepada Satpol PP di wilayah masing-masing untuk memperketat pengawasan.

"Nanti malam akan ada razia lagi untuk menindak para pelanggar," ujar Yani.

Baca juga: Diduga Menyewa PSK, 4 Atlet Jepang Dipulangkan dari Asian Games

Dikutip dari The Asahi Shimbun, Japanese Olympic Committee (JOC) memulangkan empat atlet basketnya yakni Yuya Nagayoshi (27), Takuya Hashimoto (23), Takuma Sato (23), dan Keita Imamura (22) karena terpergok menyewa jasa PSK. 

Peristiwa terjadi pada 16 Agustus 2018 malam ketika empat atlet ini selesai bertanding melawan Qatar dan meninggalkan Wisma Atlet sekitar pukul 22.00 untuk makan malam di Blok M.

Keempat atlet yang masih menggunakan seragam dirayu seorang warga Jepang di Blok M untuk mencoba hiburan malam di sebuah tempat yang menyediakan PSK.

Mereka kemudian menuju ke hotel bersama seorang perempuan dan baru kembali ke Wisma Atlet keesokan paginya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com