Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pelanggan PSK di Kalibata City, dari via Aplikasi hingga Tergoda Selebaran

Kompas.com - 09/08/2018, 22:51 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terkuaknya kasus prostitusi di Apartemen Kalibata City yang melibatkan anak usia dini menjadi perhatian khalayak.

Ditemukan sejumlah pekerja seks komersial (PSK) yang masih di bawah umur dalam penggerebekan pada awal Agustus ini.

Tak hanya itu, pelanggan PSK itu pun masih di bawah umur. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, muncikari dalam kasus tersebut menawarkan PSK melalui aplikasi beetalk.

Seorang remaja yang juga pernah menjadi pelanggan PSK di Kalibata City, MSJ, mengaku pernah menggunakan aplikasi untuk mencari wanita penghibur.

"Kalau proses nyewa gue pribadi gampangnya buka aplikasi beetalk sama wechat dan seringnya nge-search lewat people nearby," ujar MSJ kepada Kompas.com, Kamis (9/8/2018).

Baca juga: Lagi-lagi, Prostitusi di Apartemen Kalibata City...

Biasanya, kata dia, ada kata-kata khusus yang menjadi kode bahwa wanita dalam aplikasi tersebut PSK. Bahkan, ada juga yang menuliskan harga pada profilnya.

"Di situ biasanya sudah ada kata-kata, ada yang tulisannya open booking. Terus ada lagi yang tulisannya 'Buat yang serius jangan cuma tanya-tanya' Nah itu berarti bisa disewa," ucap dia.

Melalui aplikasi itu, MSJ menemukan PSK dengan kisaran tarif Rp 300.000 hingga Rp 500.000. Ia juga mengaku lebih sering menyewa PSK yang umurnya 18 tahun hingga 22 tahun.

Sementara itu, pelanggan lainnya, AFF, mengaku pernah menggunakan jasa PSK dengan langsung datang ke Apartemen Kalibata City.

Baca juga: Prostitusi di Apartemen Kalibata City, Ada Pelanggan dan PSK Berusia Dini

Saat itu, ia berniat hanya menyewa kamar. Namun, ada tawaran-tawaran lain dari pemilik kamar yang mengarahkan ke arah prostitusi.

"Kalau langsung sih pernah kita dikasih selebaran, tetapi enggak langsung bilang nyewa PSK, mereka kayak mengarahkan, misalkan dengan bilangnya kita menyediakan hiburan dan pijat tetapi gambarnya sudah ambigu," tutur AFF.

Biasanya, untuk pembayaran, AFF memberikan uang muka. Pernah juga pembayaran penuh. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com