JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan menyampaikan, pengurangan anggaran Rp 400 miliar tidak akan memengaruhi penanganan banjir di Jakarta.
Lagipula, Teguh menyebut titik banjir dan genangan sudah banyak berkurang.
"Enggak (berpengaruh). Sebenarnya kalau kita lihat 2-3 tahun terakhir ini, untuk banjir dan genangan di DKI ini sebuah prestasi tersendiri, lho. 2015 itu kan ada 500 titik banjir, sekarang paling tidak sekitar kurang lebih 50 titik," ujar Teguh di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Rabu (29/8/2018).
Menurut Teguh, 50 titik yang masih banjir terjadi di wilayah-wilayah dekat kali yang belum dinormalisasi. Sebanyak 50 titik itu, kata Teguh, merupakan permukiman padat penduduk.
"Contoh, kawasan padat kok masih banjir aja, cek lokasi, kalau di sana masih ada berdiri bangunan, bagaimana, ya kita enggak bisa masuk untuk melakukan pembenahan, paling pengerukan biasa," kata dia.
Baca juga: Anggaran Penanganan Banjir DKI Dikurangi Rp 400 Miliar
Teguh menyampaikan, beberapa kali yang belum dinormalisasi yakni Kali Pesanggrahan, Ciliwung, Sunter, dan sebagian Kampung Melayu.
"Itu kan yang memang belum dinormalisasi dan pembebasan lahannya masih dalam progres pekerjaan," ucap Teguh.
Adapun anggaran penanganan banjir mulanya senilai Rp 4,5 triliun.
Namun, jumlah itu kemudian dipangkas menjadi Rp 4,1 triliun dalam rancangan APBD Perubahan 2018.
Artinya, anggaran penanganan banjir itu dikurangi sekitar Rp 400 miliar.
Pengurangan anggaran ini dipertanyakan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi dalam rapat banggar pada Rabu kemarin.
Menurut Prasetio, anggaran penanganan banjir seharusnya ditambah, mengingat banjir masih terjadi di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.