Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMK Pijar Alam Masih Dampingi 5 Siswanya yang Terlibat Tawuran

Kompas.com - 30/08/2018, 13:28 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Lima pelajar SMK Pijar Alam, Kota Bekasi, yang ditangkap polisi dari Polsek Bantargebang lantaran terlibat tawuran dengan SMK Karya Bahana Mandiri di Jalan Raya Sumur Batu, Bantargebang pada 16 Agustus 2018, masih berstatus siswa SMK Pijar Alam.

"Kalau kasus siswanya sampai saat ini masih jadi siswa saya karena saya menunggu proses hukum," kata Sapto Agus, Kepala SMK Pijar Alam, Kamis (30/8/2018).

Kelima pelajar itu diduga telah melakukan tindakan pengeroyokan saat tawuran sehingga menyebabkan satu pelajar SMK KBM berinisial IP tewas dan dua pelajar lainnya berinisial AL dan MDP mengalami luka berat.

Menurut Agus, tindakan mengeluarkan 5 siswa itu sebelum proses hukum selesai merupakan sesuatu yang tidak mendidik.

Baca juga: Kronologi Penyerangan SMK Pijar Alam Bekasi Versi Kepala Sekolah

"Sampai proses keputusan bersalah tidak bersalahnya, masih menjadi siswa saya. Saya tidak gegabah mengeluarkan siswa karena ada undang-undangnya. Mereka anak didik saya tidak boleh semena-mena, memang dia berantem bukan berarti kita keluarin begitu saja. Itu namanya tidak mendidik," ujar Agus.

Pihak SMK Pijar Alam masih rutin mendampingi 5 siswa itu yang kini ditahan di Polsek Bantargebang.

"Dan sampai hari ini saya sebagai kepala sekolahnya tetap mendampingi mereka di Polsek dan itu bukan hanya saya ada guru BP, Kesiswaaan, malam-malam saya juga ke sana dampingi dibutuhi atau tidak saya kesana dampingi mereka," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com