JAKARTA, KOMPAS.com - OK OCE Mart Kalibata yang terletak di Jalan Warung Jati Barat, terlihat hanya diisi sedikit barang saat disambangi Kompas.com pada Senin (3/9/2018).
Rak-rak yang seharusnya penuh dengan barang-barang jualan tampak sepi, bahkan beberapa kosong. Kulkas yang tadinya menyimpan minuman terlihat tak dioperasikan.
Sepi yang sama juga terjadi di OK OCE Mart di Jalan Cikajang. Lokasinya yang berada di kawasan komersil Kebayoran Baru itu sebenarnya strategis. Sayang, tak begitu terlihat dari jalan raya karena ditutupi mobil yang parkir.
Tak terlihat ada orang yang berbelanja selama Kompas.com berada di lokasi selama kurang lebih setengah jam, dari pukul 16.00 hingga 16.30.
Baca juga: Sebagian Besar Barang di OK OCE Mart Ini Bukan Produk OK OCE
Sementara itu, di Circle K yang berjarak sekitar 20 meter dari situ, tampak pembeli masuk dan keluar pintu minimarket 24 jam itu.
Kompas.com mencoba mencari tahu mengenai keberlangsungan proses jual beli di dua OK OCE Mart itu. Namun, tak ada satu pun penjaga toko yang mau bicara. Bahkan Direktur OK OCE Mart Lilies Noerlismanie pun enggan memberi keterangan.
Dari wawancara dengan Ketua Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) Faransyah Jaya, terungkap beberapa fakta:
1. Ternyata beda kongsi
OK OCE Mart ternyata tak berada di bawah binaan OK OCE. Sehingga, Ketua Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) Faransyah Jaya mengaku tak mengetahui soal lesunya operasional OK OCE Mart di Jalan Warung Jati Barat maupun di Jalan Cikajang.
"Seperti kita tahu, ini produk kampanye," kata Faran saat dihubungi Kompas.com, Senin kemarin.
Baca juga: OK OCE Mart Pertama Kini Sepi, Ini Kata Sandiaga Uno
Berdasarkan data Kompas.com, OK OCE Mart di Jalan Cikajang yang pertama didirikan pada April 2017. Toko swalayan ini didirikan hasil patungan para pendukung Anies-Sandi di Pilkada. OK OCE Mart itu berbentuk kontainer dan berdiri di atas kantor milik Alex Asmasoebrata.
2. OK OCE Mart disebut menolak gabung Gerakan OK OCE
Faran mengatakan saat itu pihaknya berusaha merangkul OK OCE Mart, namun mereka tak berkenan.
"Terus karena pemilik brand bukan kami, kami sudah minta dari dulu brand digabung aja. Tapi mereka belum bersedia karena salah satu syarat harus ngambil produk PD Pasar Jaya," kata Faran.