Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digagalkan, Penyelundupan Sabu Dalam Nasi Bungkus untuk Napi LP Cipinang

Kompas.com - 01/10/2018, 20:00 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas LP kelas I Cipinang menggagalkan penyelundupan sabu seberat 20 ons dengan modus disembunyikan di dalam nasi bungkus.

Paket yang ditujukan kepada seorang narapidana tersebut diantarkan pengemudi ojek online.

Kakanwil Kemenkunham DKI Jakarta Bambang Sumardiono mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (29/9/2018) malam sekira pukul 18.23 atau saat pergantian petugas jaga lapas.

Baca juga: Diduga Mau Bunuh Diri, WN Perancis Bawa Sabu di Lombok Dijaga Ketat

"Jadi saat itu ada seorang driver ojek online yang mengirimkan makanan untuk napi di dalam lapas. Dia mengantarkan 10 nasi bungkus yang dibawa menggunakan dua kantong plastik hitam," ujar Bambang saat dihubungi wartawan, Senin (1/10/2018).

Sesuai peraturan, petugas melakukan pemeriksaan sebelum menyerahkan barang kepada narapidana.

Alhasil, nasi bungkus berisi sabu tersebut terdeteksi alat x-ray lapas.

Baca juga: Bawa Sabu Lebih dari 2 Kilogram, WN Perancis Ditangkap

"Saat diperiksa melalui x-ray, petugas menemukan bungkusan mencurigakan. Setelah diperiksa ternyata petugas menemukan dua bungkus sabu seberat dua ons," kata dia. 

Setelah menghubungi kepala keamanan, petugas langsung berkoordinasi dengan pihak Polres Jakarta Timur guna menindaklanjuti temuan tersebut.

"Kasus ini sepenuhnya telah kami serahkan ke Polres Metro Jakarta Timur," kata Bambang.

Baca juga: Modus Baru, Peredaran Sabu Dikemas Dalam Balon

Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Jonter Banurea membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Pihaknya tengah melakukan pemeriksaan intensif terhadap dua orang narapidana yang diduga akan menerima paket tersebut serta pengemudi ojek online yang membawa paket itu.

"Peristiwanya kemarin Sabtu (29/9/2018) malam. Saat ini sudah ada beberapa orang yang kami periksa, masih terus kami kembangkan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com