Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keberadaan PKL Disebut Bikin Tambah Macet Jalan Kalimalang

Kompas.com - 10/10/2018, 14:05 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah pengendara sepeda motor mengeluhkan keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di pinggir Jalan KH Noer Ali atau Kalimalang, Kota Bekasi. Keberadaan PKL itu membuat arus lalu lintas di sepanjang jalan tersebut tambah macet setelah adanya rekayasa lalu lintas di kawasan itu.

Kemacetan itu terjadi di sepanjang sisi selatan Jalan Kalimalang setelah perempatan Galaxy.

Pada Rabu (10/10/2018) ini sekitar pukul 10.00 WIB misalnya, arus lalu lintas terpantau macet di ruas jalan tersebut. Kemacetan terjadi antara lain akibat rekayasa lalu lintas yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Bekasi dengan menutup Jembatan 6 Galaxy yang biasanya digunakan pengendara untuk putar balik.

Kemacetan juga terjadi karena PKL menjajakan dagangannya di sepanjang pinggir sisi selatan Jalan Kalimalang.

Baca juga: Dampak Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Kalimalang Tambah Macet

Rio (24), seorang pengendara sepeda motor yang hendak ke Jakarta mengatakan, keberadaan PKL makin menambah semrawut arus lalu lintas dan mempersempit jalan.

"Ini sudah macet gara-gara jembatan ditutup. Jalannya sempit. Ditambah lagi ada PKL ini, mana pakainya mobil lagi dagangnya, makin tambah sempit ini jalan," kata Rio.


Rio berharap PKL itu ditertibkan sehingga kemacetan tidak bertambah parah.

Andi (31), seorang pengendara sepeda motor lainnya, mengatakan kapok melintas di ruas jalan tersebut karena terkena kemacetan yang parah.

"Saya tidak mau lewat sini lagi, Mas. Tersita banyak waktu saya di sini, sudah jam segini masih stuck di sini aja. Mau cari jalan lain aja besok," ujar Andi.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bekasi Cecep Suherlan mengatakan, pihaknya rutin melakukan penertiban PKL yang berjualan di pinggir Jalan KH Noer Ali atau Kalimalang.

"Kami sudah tertibin terus kok. PKL yang ada di situ yang jualan pakaian, helm-helm itu sudah kami tertibin. Sekarang kan sudah berkurang itu," kata Cecep.

Rekayasa lalu lintas di kawasan itu mulai dilakukan Sabtu lalu karena akan ada pemasangan empat tiang pancang proyek tol layang Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).

Pemasangan empat tiang pancang tersebut dilakukan di sekitar Jembatan 6 Kalimalang. Karena itu, Jembatan 6 yang biasanya digunakan berputar arah di ditutup. Rekayasa itu sepanjang 1,7 kilometer mulai dari Galaxy hingga Sumber Arta, termasuk penutupan Jembatan 6

Rekayasa lalu lintas itu akan dilakukan selama tiga bulan mengikuti lama pengerjaan pemasangan empat tiang pancang proyek Tol Becakayu tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com