Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Andiya, Manfaatkan Lahan Bantaran Kali Ciliwung untuk Tanam Cabai

Kompas.com - 19/10/2018, 21:24 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat bernama Andiya memanfaatkan lahan di bantaran Kali Ciliwung untuk membuka lahan pertanian cabai.

Andiya menuturkan, ia berinisiatif membuka lahan pertanian karena dirinya kesulitan mencari pekerjaan saat memutuskan pindah dari Cirebon ke Jakarta bersama istri dan kedua anaknya pada 2013.

"Waktu itu, kan, pindah ke komunitas baru, cari kerjaan baru juga susah di Jakarta, sudah begitu tinggal di pinggir kali. Makanya pas lihat kali yang kotor dan banyak sampah, saya pikir kalau dibersihkan, kan, enak dan bisa hindari nyamuk," ujar Andiya saat ditemui Kompas.com, Jumat (19/10/2018).

Baca juga: Kaum Petani di Lereng Andong Deklarasikan Dukung Jokowi-Maruf

Menurut Andiya, dulunya lahan pertanian itu masih berupa semak belukar dan banyak tumpukan sampah.

Ia lalu membersihkan kawasan tersebut seorang diri sekitar tahun 2014. 

Kemudian, ia menanam cabai dan oyong pada satu petak lahan. Meski demikian, awalnya ia tidak menjual hasil pertaniannya.

Baca juga: Truk Fuso Tabrak Pengendara Motor di Riau, Seorang Petani Tewas

Ia membiarkan warga sekitar mengambil hasil panen secara sukarela.

Seorang warga Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat bernama Andiya memanfaatkan lahan di bantaran Kali Ciliwung untuk membuka lahan pertanian cabai. Foto diambil Jumat (19/10/2018).KOMPAS.com/ RINDI NURIS VELAROSDELA Seorang warga Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat bernama Andiya memanfaatkan lahan di bantaran Kali Ciliwung untuk membuka lahan pertanian cabai. Foto diambil Jumat (19/10/2018).
"Saya pikir cari kegiatan saja dulu di Jakarta karena saya enggak punya keahlian lain selain bercocok tanam. Saya mulai tanam oyong dan cabai. Awalnya saya enggak jual, saya biarin warga kalau mau petik, ya silakan," kata dia.  

Secara bertahap, Andiya mulai melebarkan lahan tanaman cabainya.

Baca juga: Konservasi Kopi, Cara Petani Boyolali Cegah Erosi dan Longsor

Hingga 2018, luas lahan pertanian cabainya sudah mencapai 3.000 meter persegi dengan jumlah kapasitas tanaman cabai mencapai 2.500 buah.

Ia pun telah menjual hasil panen cabainya ke pasar-pasar sekitar rumahnya, seperti Pasar Tanah Abang Blok G, Pasar Inpres Sabeni, dan Pasar Pintu Air Petamburan.

Andiya mengatakan, harga cabai per kilogram mengikuti harga di pasaran.

Baca juga: Seorang Petani Cabai Ditemukan Tewas dalam Sumur di Ladangnya

"Harganya labil tergantung pasar. Sekarang saja saya jual dengan harga terendah yaitu Rp 20.000 per kilogram," kata Andiya.

Andiya menuturkan hasil penjualan cabai digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus perawatan lahan pertaniannya.

"Kalau untuk kebutuhan sehari-hari memang masih kurang, tetapi saya sudah cukup senang dengan bekerja seperti ini. Saya, kan, juga bisa merawat tanah di pinggir kali ini jadi lebih bagus dilihatnya," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com