JAKARTA, KOMPAS.com - Di hadapan keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 registrasi PK-LQP, Kepala Basarnas Marsdya M Syaugi menceritakan keseriusan tim SAR gabungan dalam mengevakuasi korban dan pesawat tersebut.
Syaugi mengatakan, pihaknya sudah bekerja sesuai prosedur dengan baik dan benar serta bekerja full selama 24 jam dalam proses evakuasi.
Hal ini untuk mengurangi kekhawatiran para keluarga akan proses pencarian korban.
"Pertama ini merupakan duka mendalam untuk seluruh bangsa Indonesia. Kami dari tim SAR turut berduka mendalam, kami juga bisa merasakan bagaimana perasaan Bapak Ibu. Kami juga berduka dalam operasi kami 24 jam gugur pula tim SAR kami, Bapak Syachrul," ujar Syaugi di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).
Baca juga: Bertemu Keluarga Korban Lion Air JT 610, Ini yang Disampaikan Menhub
Syaugi menuturkan, proses evakuasi sudah dimulai 30 menit setelah pesawat dinyatakan hilang kontak di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Pihaknya langsung memberangkatkan empat armada kapal untuk melakukan pencarian.
"Tak sampai 30 menit setelah melakukan koordinasi kami memberangkatkan empat armada. Kalau kami lihat jarak dari Tanjungpakis tidak jauh, ini yang membuat kami lebih cepat menuju ke lokasi dibanding kejadian lain beberapa waktu lalu," kata dia.
Dalam proses evakuasi, dibentuk tim gabungan diantaranya Basarnas, Polri, TNI, Bakamla, Palang Merah Indonesia (PMI), Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan tim lainnya.
"Kami mengerahkan 151 penyelam handal bersertifikat internasional. Peralatan ada lima helikopter, 61 kapal laut, belum lagi kapal nelayan yang ada dalam rangka mengevakuasi korban. Ambulans dari Polri, TNI, maupun dari instansi lain," tutur dia.
Baca juga: Canggihnya Baruna Jaya, Kapal yang Temukan Sinyal Kotak Hitam JT 610
Selain itu, ada empat kapal yang dilengkapi alat canggih yakni side scan sonar. Alat ini bisa melihat di bawah laut 150 meter ke kanan dan 150 meter kiri.
Alat canggih lainnya adalah multibeam echosoner 4 dimensi dan Remotely Operated Vehicles (ROV), alat semacam robot untuk melakukan pencarian bawah laut yang dilengkapi sonar dan kamera.
"Terbukti di hari pertama kami sudah bisa menemukan beberapa korban. Termasuk kami bisa menemukan Flight Data Recorder (FDR). Tugas utama tim SAR adalah fokus mencari korban, yang lain kalau kami dapatkan, akan kami angkat," ungkapnya.
Baca juga: Temuan Kotak Hitam dan Identifikasi 14 Jenazah, 6 Fakta Baru Pencarian Lion Air JT 610
Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi.
Pesawat itu mengangkut 181 penumpang dan 8 awak. Semua penumpang dan awak diduga tewas dalam kecelakaan itu.
Hingga Minggu (4/11/2018), Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Kramatjati telah berhasil mengidentifikasi 14 jenazah yang terdiri dari 3 penumpang perempuan dan 11 penumpang laki-laki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.