Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Canggihnya Baruna Jaya, Kapal yang Temukan Sinyal Kotak Hitam JT 610

Kompas.com - 02/11/2018, 16:07 WIB
David Oliver Purba,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penemuan Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan Lion Air JT 610 bermula dari ditemukannya sinyal FDR oleh Kapal Riset (KR) Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Rabu (31/10/2018).

Dari penemuan sinyal tersebut, Basarnas, TNI dan Polri yang melakukan pencarian dan berhasil menemukan FDR sebagai bagian penting black box Lion Air JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

FDR berisi data yang bisa mengungkap penyebab jatuhnya Lion Air JT 610.

Baca juga: Mesin Pesawat Lion Air JT 610 Belum Diangkat dari Dasar Laut

Kepala Balai BPPT M Ilyas mengatakan, KR Baruna Jaya awalnya merupakan sebuah kapal untuk penelitian dan riset bawah laut. Namun, dengan kecanggihan peralatan yang dimiliki membuat kapal tersebut mampu membantu melakukan SAR (Search and Rescue), salah satunya pencarian black box Lion Air.

KR Baruna Jaya dilengkapi ping locator dan transponder, alat yang bisa menerima sinyal dari kotak hitam atau black box.

"Kami punya transponder yang kami lepas. Gunanya mencari sinyal black box," ujar Ilyas saat perjalanan menggunakan Kapal Baruna Jaya menuju Tanjung Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018).

Baca juga: Basarnas Serahkan Temuan Serpihan Pesawat Lion Air JT 610 kepada KNKT

KR Baruna Jaya juga memiliki peralatan bernama Remotely Operated Vehicle (ROV), alat bawah air yang bisa dikendalikan dengan remote control. Alat ini dikendalikan guna melihat benda-benda bawah laut yang tidak terjangkau oleh para penyelam.

Kiprah KR Baruna Jaya

Ilyas mengatakan, KR Baruna Jaya sudah beberapa kali diturunkan guna melakukan SAR.

Selain pencarian Lion Air, KR Baruna Jaya juga pernah dipakai untuk mencari jatuhnya pesawat Air Asia. Bahkan, beberapa waktu lalu Baruna Jaya membantu mengirmkan logistik ke lokasi gempa dan Tsunami yang ada di Palu.

Hanya berselang dua hari, kapal dan para kru diminta untuk kembali bertugas melakukan pencarian kapal Lion Air.

Baca juga: Lumpur Persulit Pencarian Sinyal Black Box Satu Lagi dari JT 610

Namun, teknologi yang dimiliki KR Baruna Jaya tak hanya bisa mendeteksi black box. Melaui teknologi multibeam, kapal bisa mendeteksi bangkai kapal yang terpendam di dasar laut.

Teknologi ini memungkinkan untuk menemukan bangkai kapal di dasar laut. Hal tersebut juga diharapkan bisa menemukan bangkai pesawat JT 610.

Di luar kegunaan untuk SAR, teknologi KR Baruna Jaya juga dipakai untuk industri. Misalnya pencarian pipa gas guna pemasangan kabel dan pipa bawah laut, serta pemetaan laut Indonesia.

Baca juga: Butuh 1-2 Minggu untuk Unduh Data Black Box Pesawat Lion Air

Kapal yang diluncurkan pada 1989 itu bisa memetakan kedalaman laut hingga 11 kilometer. Kecanggihan kapal ini bahkan jadi daya tarik bagi perusahaan-perusahaan asing.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com