Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menagih Serapan Anggaran yang Lebih Baik dari Gubernur DKI...

Kompas.com - 30/11/2018, 09:43 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Memasuki November 2018, serapan anggaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI Jakarta kembali menunjukkan pola yang sama.

Serapan anggaran yang rendah sepanjang tahun ini dan baru bergerak di pengujung akhir tahun dianggap tak sesuai dengan yang dijanjikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di awal masa kepemimpinannya.

"Hal ini tidak sejalan dengan semangat Pemprov DKI yang berjanji meningkatkan penyerapan anggaran," kata anggota Fraksi PKB Abdul Azis dalam rapat paripurna bersama Gubernur DKI, Kamis (29/11/2018).

Padahal, menurut Fraksi PKB, banyak kegiatan pembangunan yang sangat dibutuhkan masyarakat Jakarta. Dalam situs publik.bappedadki.net termuat serapan anggaran Pemprov DKI baru 61 persen per 30 November 2018. Realisasi belanja langsung dan belanja tak langsung sebesar Rp 45,8 triliun dari total alokasi Rp 75 triliun.

Baca juga: Fraksi Gerindra dan PKS Kritik Rendahnya Serapan Anggaran DKI 2018

Tak hanya Fraksi PKB, dua fraksi pendukung Anies, yakni Partai Gerindra dan PKS, juga malah menyampaikan kritikan tajam. Gerindra menilai rendahnya serapan ini disebabkan banyaknya kegagalan lelang.

Gagal lelang dan kualifikasi syarat lelang yang tidak bisa dipenuhi membuat serapan anggaran terganggu. Gerindra menilai Anies perlu melakukan audit.

"Kami berharap Saudara Gubernur beserta jajarannya melakukan audit serta monev kinerja para pimpinan SKPD dan UKPD dalam memacu pergerakan penyerapan anggaran yang signifikan," kata Dwi Ratna mewakili Fraksi Gerindra.

Sementara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai rendahnya serapan disebabkan perencanaan di awal yang sudah salah.

"Fraksi PKS mengingatkan perlunya perencanaan yang matang dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang besar maupun pelaksanaan program-program yang memerlukan alokasi anggaran yang besar," kata anggota Fraksi PKS, Achmad Yani.

Yani menyebut sejumlah kegitan yang gagal dikerjakan antara lain pembebasan lahan dan pembangunan rumah susun. PKS khawatir buruknya kinerja dapat menimbulkan preseden buruk terhadap Anies.

"Padahal, beberapa program yang baik sebagaimana janji kampanye gubernur sudah sangat dinantikan masyarakat," ujar Achmad.

Baca juga: Serapan Anggaran Tahun Ini Dinilai Jadi Pembuktian Pertama Anies sebagai Gubernur

Minimal sama dengan tahun lalu

Ketika masih berkampanye, Anies pernah mengkritik rendahnya serapan anggaran di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Saat itu, 28 November 2016, serapan anggaran DKI baru 68 persen.

Anies menganalogikan, bila kondisi itu terjadi di dalam suatu perusahaan, pimpinan perusahaannya akan diganti karena gagal menyelesaikan target 100 persen program.

"Bapak kalau menilai seorang gubernur gampang sekali, Bapak lihat rencana kerjanya apa. Terus bandingkan dengan yang terlaksana," kata Anies kepada warga saat itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com