Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Pintu Air Manggarai yang Kerja Ekstra Saat Musim Hujan

Kompas.com - 04/12/2018, 13:40 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Pelaksana Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat Rohmat mengatakan, pihaknya menyiagakan enam petugas untuk membersihkan tumpukan sampah di Pintu Air Manggarai setiap hari.

Dua orang petugas akan membersihkan tumpukan sampah yang menyangkut di pintu air, dua petugas mengoperasikan alat berat, dan sisanya bertugas mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur.

"Jumlahnya biasanya enam orang, tapi kami bisa menambah petugas sampai 20 orang kalau sedang hujan deras, apalagi kalau Bogor dan sekitarnya lagi hujan," kata Rohmat kepada Kompas.com, Selasa (4/12/2018).

Baca juga: Gubernur DKI: Sampah Kiriman di Pintu Air Manggarai 500 Ton Tak Mungkin Selesai 2 Jam

Rohmat menjelaskan, langkah pertama pembersihan sampah adalah menyerok tumpukan sampah yang menyangkut di kubus apung menggunakan rakit. Sering kali petugas juga berenang untuk menyingkirkan tumpukan sampah agar tidak menutupi pintu air.

Kubus apung sengaja dipasang di dekat pintu air agar sampah tidak menumpuk tepat di pintu air dan menghambat aliran air.

"Sampah yang ukurannya besar akan mengambang dan ketahan di kubus apung itu. Ada juga sampah-sampah kecil yang bisa melewati kubusnya, makanya petugas kadang harus berenang biar enggak menutupi pintu airnya. Kan sudah ditahan tuh, nanti diangkat pakai alat berat," kata Rohmat.

"Di sini ada tiga pintu air. Semuanya tetap dibuka dan enggak pernah ketutup sampah. Airnya ya tetap bisa mengalir lancar," lanjut dia.

Baca juga: Jenazah Bayi Ditemukan Mengambang di Pintu Air 10 Tangerang

Nantinya, lanjut Rohmat, sampah-sampah kecil yang bisa melewati kubus apung akan mengalir menuju Pintu Air Karet. Pihaknya telah menyiagakan petugas di lokasi itu untuk membersihkannya.

Selanjutnya, sampah yang tertahan di kubus apung akan diangkat menggunakan alat berat ke truk sampah yang telah disediakan. Pihaknya menyiagakan dua truk sampah setiap hari untuk mengangkut sampah menuju TPS.

Hingga Selasa pukul 11.00 WIB, tercatat 64 kubik sampah telah diangkut menuju TPS. Nantinya, sampah-sampah tersebut akan diangkut menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.

"Kalau diangkut langsung ke Bantargebang kan lama, jadi biar cepat ya ke TPS dulu," kata Rohmat.

Baca juga: Ini Cara Angkut Sampah Kiriman yang Menumpuk di Pintu Air Manggarai

"Kalau hari-hari biasa seperti ini, dua truk juga cukup. Satu truk mengangkut pagi, satu truk pas malam hari. Kalau lagi hujan deras, biasanya ada lima truk," sambungnya.

Rohmat menyebut tumpukan sampah di Pintu Air Manggarai didominasi sampah rumah tangga dan batang pohon. Sampah-sampah kiriman dari Bogor dan sekitarnya itu membutuhkan waktu 9-12 jam sampai tiba di Pintu Air Manggarai.

"Bogor kan bisa saja hujan pagi, kadang hujan pas malam. Makanya kami selalu standby 24 jam memantau ketinggian air sekaligus membersihkan sampah disini," kata Rohmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com