Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pengakuan Korban-korban Penipuan DP Rumah Murah di Tangsel

Kompas.com - 13/12/2018, 20:02 WIB
David Oliver Purba,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com — Sebanyak 171 orang menjadi korban penipuan berkedok down payment (DP) atau uang muka rumah murah di Tangerang Selatan, Banten. Pelaku, John Sumanti (47), mengaku sebagai direktur utama perusahaan properti bernama PT Citra Cakrawala Kinasa (CKK).

Salah satu korban, Dina, mengatakan, alasan dirinya termakan bujuk rayu John yakni pria tersebut begitu meyakinkan menawarkan rumah murah dengan lokasi yang terjangkau.

"Sampai akhirnya berminat karena lokasinya. Lokasinya kan pertengahan Serpong dan Parung, jadi enggak terlalu jauh ke Bintaro. Aku pikirnya karena rumah bersubsidi yang murah dan enggak terlalu jauh," ujar Dina saat ditemui Kompas.com di Mapolres Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (13/12/2018).

Dina mengatakan, informasi penjualan rumah murah didapatkan melalui tetangganya pada September 2016. Dina kemudian melihat langsung lokasi rumah yang berada di daerah Cidokom, Kabupaten Bogor.

Saat melihat fisik rumah yang sudah ada, Dina tertarik dan mendatangi salah satu kantor PT CKK di kawasan BSD. Dina bertemu dengan salah satu sales marketing bernama Tama.

Baca juga: Korban Penipuan Bermodus Rumah DP Murah di Tangsel Jadi 171 Orang

Tama memperlihatkan lokasi rumah yang akan dijual. Selain di Cidokom, PT CKK juga memiliki lokasi perumahan di daerah Curug, Kabupaten Bogor. Dina diyakinkan dengan foto-foto serta desain dari rumah di dua lokasi tersebut.

Dina yang semakin percaya memutuskan untuk membeli rumah di Cidokom. Dina juga mendatangi kantor pemasaran PT CKK yang berada di Perumahan Villa Dago Pamulang, Tangsel.

Di sana, Dina bertemu dengan John. Namun, saat ditemui John tidak seperti agen properti lainnya yang memakai pakaian rapi. John terlihat hanya mengenakan celana pendek.

"Mungkin karena dia pemiliknya," ujar Dina.

Di kantor tersebut, John kembali meyakinkan Dina bahwa rumah yang ditawarkan memang ada.

Dina sempat memeriksa apakah PT CKK berada dalam daftar nama perusahaan yang bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai perusahan penyedia rumah murah. Saat diperiksa, nama CKK telah terdaftar.

Dina kemudian membayar booking fee dan uang muka dengan total Rp 30 juta.

Selang enam bulan, Dina tidak mendapat panggilan untuk akad kredit perumahan BTN. Dia kemudian mencoba mendatangi kedua kantor CKK.

Namun, kedua kantor tersebut telah tutup. Dina lalu mencoba menghubungi John. Melalui sambungan telepon, John menjelaskan akan tetap memberikan rumah yang sudah dijanjikan.

John mengaku terkendala masalah internal dan sejumlah konsumennya yang melaporkan ke polisi karena menganggap perusahaan tersebut telah melakukan penipuan.

Baca juga: Tersangka Penipuan DP Murah Jadikan Rumah Tingkat sebagai Kantor Pemasaran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com