Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Gundukan Tanah di Marunda Diduga Berisi Limbah B3

Kompas.com - 05/01/2019, 08:11 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah gundukan tanah mencurigakan telah ditemukan di beberapa titik tak jauh dari kompleks Rumah Susun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Kepala Seksi Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rusliyanto menyatakan, limbah tersebut diduga berjenis spent bleaching earth yang tergolong limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

"Kami kemarin sudah verifikasi. Setelah verifikasi itu ternyata ada bleaching kayak SBE, spent bleaching earth. Itu adalah termasuk limbah B3 kategori 2, itu sesuai dengan PP 101 tahun 2014," kata Rusliyanto kepada wartawan, Jumat (4/1/2019).

PP No 101 Tahun 2014 menyebutkan, Limbah B3 kategori 2 merupakan Limbah B3 yang mengandung B3, memiliki efek tunda (delayed effect), dan berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup serta memiliki toksisitas sub-kronis atau kronis.

Baca juga: Petugas LH Temukan Gundukan Tanah Diduga Limbah Minyak Sawit di Marunda

Secara kasat mata, gundukan-gundukan itu tak ubahnya gundukan tanah pada umumnya. Namun, ketika didekati baru terlihat perbedaannya.

Tanah yang ada di gundukan itu tanpak lebih gembur dan mengeluarkan bau tidak sedap. Teksur tanah yang sudah memadat terasa kenyal dan lengket seperti lilin plastisin.

"Kalau dilihat dari jauh memang seperti pasir, cuma kalau itu lama-lama terinjak-injak nge-press seperti itu muncul kelengketan seperti minyak," ujar Mahmudin, Kepala Satpel Lingkungan Hidup Kecamatan Cilincing.

Menurut warga, keberadaan gundukan itu muncul beberapa bulan terakhir. Warga mengeluhkan bau tidak sedap yang muncul dari gundukan-gundukan tersebut.

Baca juga: Warga Diminta Jauhi Gundukan yang Diduga Limbah B3 di Marunda

"Dia kan makin lama ditimbun jadi bau. Buat pernafasan sehari-hari ya puyeng ya. Kalau orang cuman melintas doang sih enggak (tercium)," kata Yono, warga sekitar.

Rusliyanto menjelaskan limbah SBE tersebut dapat mengakibaktkan efek buruk seperti kanker hingga cacat bawaan. Karena itu, warga diminta menjauhi gundukan-gundukan itu.

Warga juga diimbau untuk tidak menggunakan tanah yang berasal dari gundukan itu sebagai materi urukan demi menghindari air terkontaminasi.

"Mereka kan menggunakan air tanah, nanti di situ ada resapan ke air tanah akhirnya airnya mengandung limbah B3, ya bisa membuat cacat bawaan," kata Rusliyanto.

Petugas masih mencari pelaku pembuang gundukan limbah tersebut. Pemeriksaan terhadap sampel limbah juga akan dilanjutkan guna mengetahui kandungan limbah.

Baca juga: Warga Marunda Keluhkan Bau Limbah yang Sebabkan Pusing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com