Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Area Stasiun Bekasi Sering Macet, Dishub Sebut Ojek "Online" Sulit Diatur

Kompas.com - 08/01/2019, 11:07 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kabid Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi Johan Budi mengatakan, pihaknya sulit mengatur pengemudi ojek online (ojol) yang kerap mangkal di area Stasiun Bekasi.

Johan mengatakan, keberadaan ojek online yang menaikkan atau menurunkan penumpang sembarangan menjadi salah satu penyebab kemacetan di area Stasiun Bekasi.

"Para pengumudi ojol susah sekali kita atur. Walau petugas kita pasang sampai 8 orang, tetap saja (ojol mangkal sembarangan)," kata Johan saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/1/2019).

Baca juga: Ini 3 Titik Rawan Macet di Kota Bekasi

Johan menambahkan, pihaknya pun sudah memanggil dan membicarakan permasalahan ini ke paguyuban ojol Kota Bekasi. Namun, hal itu belum menyelesaikan permasalahan ojol yang mangkal sembarangan hingga menyebabkan kemacetan di area Stasiun Bekasi.

Dishub Kota Bekasi juga sudah menyediakan pangkalan khusus ojol untuk menunggu penumpang atau sebagai titik penjemputan.

Salah satu pangkalan transportasi online di Sekitar Stasiun Bekasi, Kota Bekasi yang disediakan Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Minggu (14/10/2018).KOMPAS.com/-DEAN PAHREVI Salah satu pangkalan transportasi online di Sekitar Stasiun Bekasi, Kota Bekasi yang disediakan Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Minggu (14/10/2018).

Untuk di Stasiun Bekasi terdapat lima titik pangkalan yang disediakan Dishub. Titik tersebut yakni, berada di pangkalan Jalan Baru Kemakmuran di Jalan Ir. H. Juanda, pangkalan Ex. Pool Batubara di Jalan Ir. H. Juanda, belakang pos Polisi Bulan-bulan di Jalan Ir. H. Juanda, pangkalan Jalan Diklat Kereta Api di Jalan Perjuangan, dan di depan Gedung KORPRI di Jalan Veteran. Namun pangkalan tersebut masih belum dimaksimalkan ojol.

"Ojol ini angkutan umum yang sifatnya tidak melihat batas wilayah. Artinya, ojol kabupaten (Bekasi) dan DKI Jakarta bisa masuk ke sini," ujar Johan.

Dishub mencatat kemacetan dengan panjang hingga 200 meter kerap terjadi di area Stasiun Bekasi pada jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari. Kemacetan itu timbul karena ojol yang kerap mangkal sembarangan.

Baca juga: Dishub Kesulitan Tertibkan Ojek Online yang Mangkal di Trotoar Stasiun Bekasi

"Kalau mereka mau tertib, sebenarnya bisa diurai. Contoh saat perlintasan kereta api ditutup, seharusnya mereka ambil dua lajur, mereka ambil lajur yang berlawanan. Bisa kebayang, bentrok," ujarnya.

Johan menjelaskan, pihaknya berharap Kementerian Perhubungan bisa segera cepat membuat aturan yang membatasi alokasi operasional ojol. Agar keberadaan ojol tidak semrawut seperti saat ini.

"Kita sudah meminta kepada kementerian, informasinya kementerian akan mengeluarkan aturan menyangkut masalah teknis ojol. Ya kita berharap lah masalah alokasi bisa dibatasi lah enggak seperti sekarang," tutur Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com