Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Baru Stasiun Klender

Kompas.com - 11/01/2019, 15:59 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Stasiun Klender di Jakarta Timur tampil dengan wajah baru mulai 8 Januari ini. Berbeda dari kondisi stasiun sebelumnya yang hanya memiliki satu lantai, stasiun Klender kini berbentuk bangunan dua lantai.

Dari pantauan Kompas.com, Jumat (11/1/2019), calon penumpang yang hendak menggunakan KRL harus naik ke lantai dua terlebih dahulu. Semua pelayanan tiket dipusatkan di lantai dua. Ada tiga loket tiket tiket dengan petugas yang siap melayani pembelian tiket.

Setelah itu calon penumpang menuju gate untuk dapat masuk ke peron. Ada 11 gate yang difungsikan.

Selanjutnya, calon penumpang turun ke lantai satu  untuk naik KRL.

Baca juga: Penjelasan Kepala Stasiun Klender Baru soal Ditertibkannya Pedagang Bunga

Untuk naik dan turun antara lantai satu dan dua, stasiun itu dilengkapi dua unit lift, 1 eskalator naik, dan 1 tangga turun. Lift diprioritaskan bagi kaum disabilitas, lansia, dan ibu yang membawa anak.

Peron terbilang cukup luas dan disediakan beberapa bangku.

Stasiun itu juga punya beberapa fasilitas baru seperti musala, ruang menyusui, dan ruang P3K.

Begitu penumpang keluar dari stasiun, ada beberapa jenis transportasi lanjutan, antara lain ojek, bajaj, dan taksi.

Seorang penumpang, Fanny (26), mengatakan dia cukup senang dengan tampilan Stasiun Klender yang baru.

"Senang ya, jadi makin luas terus ada fasilitas baru kayak mau shalat juga sekarang gampang ada musalanya," kata Fanny, Jumat.

Penumpang lainnya, Rahma (57), merasa stasiun baru itu lebih bagus karena dilengkapi lift yang bisa diaksesnya.

"Saya kan sudah enggak kuat naik tangga, jadi enak kalau ada lift. Tadi saya naik turun pakai lift," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com