Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Panus Peninggalan Belanda di Depok Dicoret-coret

Kompas.com - 14/01/2019, 18:57 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com- Bangunan peninggalan kolonial Belanda, Jembatan Panus yang ada di Jalan Tole Iskandar RT 004 RW 007, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok , Jawa Barat dicoret-coret orang tak dikenal.

Coretan dengan cat semprot berwarna merah bertuliskan “SMK PURNAMA 414 DPK” terlihat jelas saat pengendara melilntas dari arah Jalan Tole Iskandar menuju ke Jalan Margonda.

Berdasarkan pantauan Kompas.com Senin (14/1/2019), coretan tersebut berada di sebelah kiri jembatan apabila melintas dari arah Jalan Masjid Arrahman menuju ke Jalan Tole Iskandar. Tidak diketahui pasti kapan tembok jembatan tersebut dicoret-coret.

Baca juga: Menengok Kondisi Jembatan Panus Depok

Koordinator Bidang Harta Milik Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) Ferdy Jonathans mengaku sangat kecewa dengan adanya tindakan coret-coret di jembatan Panus.

“Terus terang saya sangat kecewa dengan coret-coret di jembatan Panus, apalagi sekarang Pemkot Depok sedang memperbaiki jembatan Panus,” ujar Ferdy saat dihubungi, Senin (14/1/2019).

Ferdy pun menyayangkan tidak adanya CCTV di jembatan tersebut sehingga mempersulit pihaknya mengawasi orang-orang yang tidak bertanggung jawab mengotori jembatan tersebut.

“Engga ada CCTV, memang harus ada CCTV sebenarnya. Sayang, situs yang sudah dibangun tidak terjaga,” ucap Ferdy.

Baca juga: Ciliwung Meluap, Jembatan Panus Depok Sempat Ditutup

Ia juga berharap masyarakat bersama-sama dengan Pemerintah Kota Depok dapat menjaga dan melestarikan situs-situs cagar budaya yang ada di Kota Depok.

“Saya berharapnya kita dapat menjaga bersama dan melestari kan situs cagar budaya di Kota Depok Lama khususnya Jembatan Panus,” ujar Ferdy.

Ia juga menyarankan agar Pemkot Depok dapat memberikan perhatian khusus kepada situs dan cagar budaya Depok.

“Saya saran untuk Pemkot Depok tetap memberikan perhatian khusus kepada situs dan cagar budaya Depok dan membuat program seminar-seminar dan talk show tentang sejarah Depok,” ucap Ferdy.

Kepala Bidang Pengawasan dan Pengaduan, Dinas Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Depok, Ahmad Oting mengatakan pihaknya akan menindak tegas para pelaku yang ketahuan melukan tindakan vandalisme tersebut.

Baca juga: Cegah Vandalisme, 6 CCTV Dipasang di JPO Jelambar Baru dan Sumarno

“Ya apabila ketahuan dan tertangkap tangan oleh kami pelakunya, kita akan suruh hapus,” ucap Oting.

Untuk diketahui, Jembatan itu dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1917. Jembatan itu dirancang Andre Laurens, seorang arsitek dari marga Laurens yang merupakan salah satu dari 12 marga para bekas budak Cornelis Chastelein sekitar dua ratus tahun sebelumnya.

Jembatan tersebut dinamakan Jembatan Panus merujuk ke mandor proyek jembatan itu saat dibangun, yaitu seorang penduduk Betawi Depok yang tinggal di samping jembatan bernama Stephanus Leander.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com