Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggarkan Lampu Lalu Lintas Rp 1,3 Miliar, Ini Penjelasan Dishub Depok

Kompas.com - 23/01/2019, 05:49 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok berencana mengganti lampu lalu lintas yang berada di simpangan Rumah Tahanan Militer (RTM) dengan teknologi berbasis Area Traffic Control System (ATCS) yang anggarannya sebesar Rp 1,3 miliar, bersumber dari APBD Kota Depok.

Tujuannya, untuk melakukan pengembangan sistem pengendalian lalu lintas secara terkoordinasi di Kota Depok.

Baca juga: Dishub Depok Anggarkan Satu Lampu Lalu Lintas Senilai Rp 1,3 Miliar

Lampu lalu lintas berbasis ATCS berbeda dengan lampu lalu lintas pada umumnya.

Kepala Dinas Perhubungan Depok Dadang Wihana mengatakan, kelebihan lampu lalu lintas berbasis ATCS itu dapat dikontrol secara otomatis dan manual.

Sebelum diaplikasikan ke sistem ATCS, pada lampu lalu lintas yang biasanya Dishub menggunakan timer. Penggantian timer tersebut berfungsi untuk mengetahui durasi nyala lampu lalu lintas.

“Sehingga kami bisa monitor pergerakan lalu lintas dan kami bisa lebih mudah atur waktu (lama atau cepat) lampu dari ruangan ATCS center,” ucap Dadang saat dihubungi, Selasa (22/1/2019).

Dengan adanya sistem ATCS di lampu lalu lintas simpang RTM, Dishub mengaku bisa dengan cepat mengurai kemacetan. Biasanya daerah tersebut kerap kali macet, khususnya pada jam-jam sibuk.

“Jadi kan kalau menggunakan lampu lalu lintas yang biasanya, kami urai kemacetannya secara manual atau turun ke jalan. Nanti kalau ada sistem ATCS, kami dapat urai kemacetan dengan cara mengatur watu lampu lalu lintasnya,” ujar Dadang.

Ia mengatakan, sistem ATCS yang dilengkapi dengan kamera CCTV akan tersambung langsung ke command center yang berada di Balai Kota Depok sehingga dapat dipantau langsung.

“Misalnya ya kami memantau arus lalu lintas di simpang RTM, arus lalu lintasnya lancar, sementara arus lalu lintas dari Jalan Juanda ke Margonda sangat padat dan mengular. Nah, kondisi yang seperti ini dapat dipantau langsung dari jauh melalui sejumlah CCTV yang dipasang di sekitaran lampu lalu lintas. Sehingga kami dapat mengendalikan durasi lampu hijaunya di Jalan Margonda untuk dimanfaatkan di Jalan Juanda yang posisinya lebih padat,” tutur Dadang.

Dadang mengatakan, sampai saat ini ada 11 titik di Depok yang menggunakan lampu lalu lintas dengan sistem ATCS.

Lampu lalu lintas yang telah terpasang sistem ATCS yaitu di simpang Depok, simpang Juanda-Raya Bogor, simpang Grand Depok City (GDC), simpang Tugu Jam, simpang Ramanda, simpang Margonda-Juanda, simpang Sengon, simpang PLN, simpang Kodim, simpang Bojongsari, dan simpang PAL.

Baca juga: Lampu Lalu Lintas yang Hampir Putus di Cinere Sudah Diperbaiki

“Tahun ini yang dipasang ada satu di simpangan RTM (Rumah Tahanan Militer). Jadi, totalnya ada 12 lampu lalu lintas yang menggunakan sistem ATCS,” ucap Dadang.

Dadang menguraikan, anggaran Rp 1,3 miliar lampu lalu lintas berbasis teknologi ATCS dialokasikan untuk pemasangan gelaran fiber optik dari simpang PAL hingga ke simpang RTM.

“Kemudian untuk traffic light-nya, audio announcer, dan penggantian wall display atau TV di ruang ATCS sebanyak dua unit,” tutur Dadang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com