JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Administratif Jakarta Utara mencatat ada 38 warganya yang positif terkena demam berdarah pada Januari 2019.
Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim menyatakan, angka tersebut masih dalam batas aman sehingga belum membutuhkan kegiatan pengasapan (fogging).
“Untuk program penyemprotan nyamuk (fogging) dari Sudin Kesehatan Jakarta Utara belum perlu dilakukan. Pemkot Jakarta Utara tetap menekankan pada program berjenis pencegahan melalui PSN,” kata Ali, Jumat ( 25/1/2019).
Ali menuturkan, program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) itu dilakukan dengan memberikan tanaman atau hewan yang mampu mengusir nyamuk seperti ikan cupang atau pohon lavender.
Baca juga: Cegah Nyamuk DBD, Lurah Marunda Sebar Pohon Lavender dan Rajangan Serai
Selain itu, warga juga diimbau untuk menggencarkan 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur. Ali mengatakan, Suku Dinas Lingkungan Hidup akan membantu penguburan barang bekas
"Kalau mengubur barang bekas atau sampah bisa langsung koordinasi dengan petugas lingkungan hidup, RT/RW dan tukang pengangkut sampah karena ada beberapa lahan sudah padat penduduk," ujar dia.
Ali menambahkan, warga diminta tidak terlena terhadap kondisi rumah yang dianggap sudah bersih. Sebab, jentik nyamuk DBD juga dapat berkembang pada tempat yang bersih.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pada Februari dan Maret 2019 ini seluruh wilayah DKI Jakarta masuk dalam kategori waspada kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD).
"DBD diprediksi akan meningkat beberapa hari atau minggu setelah musim hujan pada awal tahun 2019 ini," kata Widyastuti melalui siaran persnya, Minggu (21/1/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.