Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kepulauan Seribu Keluhkan Tanggul 4 Meter di Kali Adem

Kompas.com - 07/02/2019, 18:36 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kepulauan Seribu mengeluhkan tanggul setinggi 4 meter di Pelabuhan Kali Adem, Jakarta Utara.

Menurut Wakil Bupati Kepulauan Seribu Junaedi, tingginya tanggul membuat pemasok barang dagangan ke Kepulauan Seribu mesti mengeluarkan uang tambahan untuk membayar kuli panggul sehingga harga barang-barang di sana lebih mahal.

"Tanggul ini begitu tinggi sehingga ketika membeli bahan pokok harus menggunakan tenaga lain, tenaga dorong atau kuli angkut. Ini yang berdampak pada tingginya harga bahan kebutuhan," kata Junaedi di Kali Adem, Kamis (7/2/2019).

Baca juga: Ular Sanca 5 Meter Ditemukan di Sebuah Empang di Kepulauan Seribu

Junaedi menyebut, para pemasok mesti membayar uang Rp 30.000-Rp 50.000 untuk membayar para kuli panggul. Harga kebutuhan di pulau pun meroket.

"Seperti harga beras mungkin yang satu liter Rp 8.000 sekarang menjadi Rp 12.000 dengan alasan di sana (Kali Adem) pakai kuli panggul lagi, dobel-dobel," ujar Junaedi.

Pengamatan Kompas.com, tanggul setinggi empat meter itu memisahkan Dermaga Kali Adem dan area parkir Pelabuhan Kali Adem.

Barang-barang yang hendak dibawa menggunakan kapal terpaksa diturunkan dari kendaraan dan diangkut oleh kuli panggul melewati puluhan anak tangga sebelum dimuat ke dalam kapal.

Baca juga: Kapal Nelayan Tenggelam di Perairan Kepulauan Seribu

Jalil, salah satu pemasok barang dagangan ke Kepulauan Seribu, mengamini pernyataan Juanedi. Ia menyebut biaya angkut naik dua kali lipat.

"Biaya angkut tadinya Rp 1.000 bisa jadi Rp 2.000, yang biasanya bongkarnya dari dalam jembatan ke luar jembatan. Enggak ada akses saja jadinya," kata Jalil.

Adapun tangga di tanggul tersebut baru dibuka pada Januari 2018. Tanggul dibangun untuk mencegah banjir rob akibat pasang air laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com