Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Situ Pladen Depok yang Akan Direvitalisasi

Kompas.com - 14/02/2019, 16:36 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com- Situ Pladen, Kecamatan Beji, Depok akan direvitalisasi menggunakan dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta.

Pantauan Kompas.com di Situ Pladen, Kamis (14/2/2019), air di situ tercemar limbah dan sampah. Seorang warga di atas perahu rakitnya terlihat tengah memunguti sampah-sampah plastik yang memenuhi air situ.

Air situ berwarna hijau pekat. Bau yang menyengat terasa saat melewati Situ Pladen.

Di pinggiran situ menumpuk sampah plastik minuman kemasan. Terlihat pula bambu-bambu yang dipatok-patok di atas situ.

Saman, warga Situ Pladen RT 3 RW 3, mengatakan, pada tahun 1970 air di situ bersih dari sampah dan limbah.

“Dulu mah uang gopean kelihatan kalau diceburin ke situ,” ucap Saman di Situ Pladen, Beji, Depok, Kamis (14/2/2019).

Baca juga: Normalisasi Situ Pladen, Pemkot Depok Tunggu Persetujuan Pemprov DKI

Semenjak banyak pemukiman rumah warga, air limbah rumah tangga pun mencemari Situ Pladen.

Dulu, Situ Pladen tiap lima tahun sekali kering dari air. Saat kering, semua warga Pladen sering menjadikan situ menjadi tempat bermain bola.

“Sekarang mah semenjak banyak perumahan mah air pada masuk di sini semua. Ini mah air kiriman semua enggak ada mata airnya. Air kiriman dari rawa besar terus limbah-limbah pasar,” ujar Saman.

Ia mengatakan, Situ Pladen sempat dinormalisasi meskipun tidak seperti semula. Situ yang awalnya berluas 3,5 hektar hanya tersisa 1,4 hektare karena tepiannya diuruk hingga  dijadikan pemukiman.

“Sudah tiga kali diuruk ini, tapi pengurukannya kalau saya bilang enggak tuntas ya, karena masih ada sampah-sampah atau lumpur di dalam air situ ini,” ucap Saman.

Baca juga: Di Atas Getek, Jokowi dan Ridwan Kamil Bahas Pengembangan Situ Bagendit

Kemudian Junaedi, warga Pladen lainnya mengatakan, awalnya situ Pladen berbentuk kotak. Namun, semenjak digarap warga menjadi pemukiman, situ tersebut berbentuk L.

“Dulu mah bentuknya kotak, terus pada digarap-garap orang. Soalnya sempat pernah pemutihan sertifikat, jadi tanah kosong pada digarapin,” ujar Junaedi.

Junaedi mengatakan, air di dalam situ menjadi dangkal. Airnya setinggi 75 sentimeter sementara lumpur di dalam situ lebih tinggi, yaitu mencapai 1 meter.

“Ini airnya mah dangkal, lumpurnya doang yang kebanyakan. Lumpurnya seperti sampah yang mengendap lama,”ujar Junaedi.

Baca juga: Normalisasi 3 Situ, Pemkot Depok Ajukan Hibah Rp 28 Miliar ke Pemprov DKI

Ia pun mengaku senang apabila situ ini segera dinormalisasi. Namun, ia berharap pemerintah kali ini bisa serius melakukan normalisasi sehingga lingkungan dan kondisi Situ Pladen dapat seperti semula.

“Saya berharapnya sih situ ini seperti semula ya, airnya bersih. Dapat dijadikan RTH (Ruang Terbuka Hijau) dan bisa dinikmati warga Depok,” tutur Junaedi.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Depok masih menunggu pengucuran dana hibah sebesar Rp 15,6 Miliar dari DKI Jakarta untuk normalisasi Situ Pladen, Beji, Kota Depok pada tahun 2019.

"Tahun ini masih tunggu kabar dari DKI, paling cepat Mei (dapat persetujuan)," ucap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Manto Djorghi, di Balai Kota Depok, Senin (11/2/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com