Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sekitar TPA Burangkeng Tuntut Kompensasi Rp 270 Ribu Per KK

Kompas.com - 14/03/2019, 12:42 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sekretaris Desa Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Ali Gunawan mengatakan, warga desanya menuntut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi memberi kompensasi berupa uang Rp 270 ribu per bulan per kepala keluarga (KK) terkait keberadaan tempat pembuangan akhir (TPA) di desa itu.

Ali mengatakan, warga mengacu pada Desa Taman Rahayu yang juga berdekatan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng. Warga Desa Taman Rahayu mengajukan permintaan kompensasi berupa uang kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 

"Kemarin saja Desa Taman Rahayu dapat kajian dari Bappeda kan Rp 270 ribu, (jadi) Rp 270 per bulan per KK," kata Ali di Kantor Desa Burangkeng, Kamis (14/3/2019).

Baca juga: Jika Masih Ditutup Warga, Pemkab Bekasi Akan Buka Paksa TPA Burangkeng

Ali menambahkan, hingga saat ini belum ada kesepakatan soal kompensasi itu dengan Pemkab Bekasi. Warga merasa heran dengan sikap Pemkab Bekasi yang tidak bisa memberikan kompensasi. 

Mereka membandingkan kondisinya dengan warga sekitar TPST Bantargebang. Warga sekitar  TPST Bantargebang mendapat kompensasi berupa uang dari Pemprov DKI Jakarta, pemilik TPST itu.

"Pemerintah DKI memberikan kompensasi kepada Kota Bekasi, Kelurahan Sumur Batu, Bantargebang, Cikiwul, dan Ciketing Udik. Nah di sini juga kan adanya di Desa Burangkeng. Kenapa enggak bisa Pemkab Bekasi memberikan kompensasi kepada Kecamatan Setu, Desa Burangkeng," kata Ali.

Warga Desa Burangkeng tidak puas dengan hasil pertemuan antara Pemkab Bekasi yang diadakan di Kantor Sekda Kabupaten Bekasi, Rabu kemarin. Pemkab Bekasi menyatakan tidak bisa memberikan kompensasi berupa uang kepada warga.

Warga akan tetap menutup TPA Burangkeng hingga tuntutan soal kompensasi berupa uang dikabulkan Pemkab Bekasi.

Sejak 4 Maret ini, ratusan warga Desa Burangkeng berunjuk rasa di depan TPA Burangkeng. Mereka juga menutup jalan masuk ke TPA itu. Akibatnya, sampah menumpuk di sejumlah wilayah di Kabuapaten Bekasi.

Selain menuntut uang kompensasi, warga juga meminta Pemkab Bekasi membangun saluran air di permukiman warga, perbaikan akses jalan ke TPA, dan pemeliharaan serta pembenahan TPA. 

Baca juga: Soal TPA, Pemkab Bekasi Tolak Beri Kompensasi Uang kepada Warga Desa Burangkeng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com