Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pengunjung Dilarang Beri Makan Hewan di Ragunan...

Kompas.com - 22/03/2019, 07:46 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan, banyak ditemui spanduk-spanduk berisi larangan bagi pengunjung untuk memberikan pakan kepada satwa.

Larangan itu tentu bukan tanpa alasan.

Salah satu perawat senior di Taman Margasatwa Ragunan, Dwi Suprihadi mengatakan, para perawat tersebut sudah mengatur diet atau pola makan bagi satwa-satwa yang ada di Ragunan.

"Kalau seandainya dibolehkan, kalau satu orang membawa makanan ke satwa ok, kalau 1000 orang bagaimana? Jadi supaya (makanannya) terkontrol, ujar Dwi kepada Kompas.com saat ditemui di Taman Margasatwa Ragunan, Rabu (20/3/2019).

Baca juga: Cerita Dwi Suprihadi Dicolek Gorila di Ragunan hingga Dibuat Kaget

Alasan lainnya, makanan yang dibawa pengunjung tidak melalui pengecekan terlebih dahulu sehingga bisa jadi menularkan penyakit ke satwa-satwa di sana.

"Namanya pengunjung tidak tahu mereka sedang sakit atau tidak, kalau memberikan makanan kan bisa menularkan," ujar Dwi.

Makanan yang dilempar pengunjung dikhawatirkan membahayakan kesehatan para satwa. Apalagi, ada hewan seperti beruang yang kerap memakan apa saja yang dilempar pengunjung.

Bahkan pernah ada yang iseng melempar botol air minum kepada satwa.

Dwi menyayangkan masih ada saja pengunjung nakal yang memberikan makanan ke satwa. Menurut Dwi, rata-rata pengunjung melakukan hal itu untuk melihat para satwa menjadi aktif di kandang. Padahal, hewan juga butuh tidur dan istirahat sehingga tidak selalu aktif.

Dwi berharap para pengunjung menaati peraturan di Taman Margasatwa Ragunan agar ketentraman dan kelestarian satwa dapat terus terjaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com