Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Warga Kampung Apung yang Puluhan Tahun Tinggal di Atas Genangan Air...

Kompas.com - 29/03/2019, 07:14 WIB
Tatang Guritno,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung ini bernama Kapuk Teko atau dikenal dengan sebutan Kampung Apung. Sebuah kampung yang berdiri di atas genangan air yang tak kunjung surut di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Kompas.com mengunjungi kawasan RT 10 RW 01 Kelurahan Kapuk tersebut pada Kamis (28/3/2019).

Bangunan kampung dengan luas 4 hektar yang dihuni 200 kepala keluarga (KK) ini mayoritas menggunakan berfondasi kayu dan hanya berjarak 50 sentimeter dari permukaan air. 

Baca juga: Mengenal Kampung Apung yang Dulunya Seindah Kawasan Pondok Indah

Ketua RT 10 Rudi Suwandi yang merupakan warga asli Kampung Apung berharap kawasan ini bisa kering lagi.

"Saya sudah korban rumah satu. Ini rumah sekarang itu dibangun di atas rumah saya yang dulu terendam," tambah Rudi.


Puluhan tahun, mereka tinggal di atas genangan air tersebut.

Sementara itu, seorang warga bernama Lia (24) ingin jalan aspal dengan lebar 1,5 meter yang menjadi jalan lalu lalang warga Kampung Apung diberi pagar pembatas.

"Biar aman, karena anak-anak juga sering main di situ. Kalau ada pagar kan mereka lebih aman mainnya," ungkapnya.

Pembuatan pagar pembatas juga diminta oleh Yayat (42) seorang warga yang baru tinggal di Kampung Apung selama 8 bulan dan berjualan kopi di kawasan Pantai Indah Kapuk
Dua minggu lalu ia bercerita sempat tercebur ke genangan saat hendak berangkat kerja.

"Waktu itu hujan deras dan jalan ketutup air jadi enggak kelihatan. Pukul 05.30 WIB saya buru-buru berangkat kerja, tiba-tiba kecebur. Ya untung masih selamat karena ada yang nolongin," ceritanya.

Menurut pantauan Kompas.com di lapangan, genangan air saat ini berwarna hijau dan memiliki kedalaman 2 sampai 3 meter.

Baca juga: Harapan Warga Kampung Apung kepada Pemprov DKI

Akses air bersih

Sementara itu, warga lainnya bernama Sri (50) yang sudah tinggal sejak tahun 1992 berharap ada akses air bersih yang lebih lancar untuk warga.

"Ya kita pakai pompa air untuk penuhi kebutuhan mandi dan nyuci, kalau buat makan dan minum beli air panggul," tuturnya.

Suasana Kampung Apung, Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (28/3/2019). Kompas.com / Tatang Guritno Suasana Kampung Apung, Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (28/3/2019).

Sri menunjukan bahwa air tanah dari kran miliknya memiliki bau tak sedap.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com