JAKARTA, KOMPAS.com - KQS, bayi berusia tiga bulan yang tewas dianiaya ayahnya, sebelumnya pernah mengalami patah tangan pada Februari 2019.
Hal itu disampaikan SK (22), ibu KQS saat ditemui wartawan di kediamannya di Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat (3/5/2019).
"Waktu itu saya kira karena sayanya kurang teliti. Terus dibawa ke RS Harapan Kita, kata dokter ini enggak lazim patahnya," kata SK, Jumat.
Baca juga: Bayi Dianiaya Ayahnya hingga Tewas karena Dianggap Bawa Sial
Sang dokter juga bertanya kepada SK mengenai kemungkinan KQS dianiaya.
"saya jawab enggak," ujarnya.
Ia sempat menaruh rasa curiga kepada suaminya, MS (23). Alasannya, KQS selalu menangis ketika digendong atau dicium ayahnya.
Baca juga: Polisi Akan Gali Makam Bayi yang Tewas Dianiaya Ayahnya di Kebon Jeruk
Kecurigaan SK bertambah ketika menemui anaknya tewas dengan sejumlah luka bekas penganiayaan pada Sabtu (27/4/2019).
Namun, lanjut dia, suaminya selalu diam dan mengaku tidak tahu menahu soal bekas luka pada anaknya.
Selain itu, ia mengatakan suaminya bersikap temperamental. Tak jarang, lanjut dia, MS memukulnya ketika masih berpacaran.
"Iya, dia memang ringan tangan kayak nendang terus melempar apa gitu ke saya," ujar SK.
Baca juga: Ayah yang Aniaya Bayinya hingga Tewas Sering Lakukan Kekerasan Sejak Pacaran
Sebelumnya, MS ditangkap polisi pada Rabu (1/5/2019) karena diduga menganiaya anak sendiri hingga tewas.
Awalnya, MS dan SK mengurus surat kematian anak mereka di Puskesmas Kebon Jeruk pada Sabtu (27/4/2019).
Namun, ditolak lantaran ditemukan kondisi tak wajar dari kematian korban.
Baca juga: Kesal Tahu Dirinya Bukan Ayah Kandung, Pria di AS Pukul Bayi Usia 4 Bulan hingga Tewas
MS kembali mengurus surat kematian anaknya tersebut ke puskesmas setempat pada Selasa (30/5/2019).
Barulah pihak Puskesmas melaporkan hal tersebut ke kepolisian.
Demi kelengkapan berkas, polisi berencana menggali kembali kuburan si bayi pada pekan depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.