Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Main Layang-layang, Cara Warga Ngabuburit di Tepi KBT...

Kompas.com - 06/05/2019, 19:17 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Area tepi Kanal Banjir Timur di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, selalu tampak lebih ramai ketika bulan Ramadhan tiba.

Sejak bertahun-tahun, tepi KBT selalu menjadi salah satu tempat andalan warga untuk menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit.

Uniknya, warga di sini tak cuma sekadar duduk-duduk atau berburu hidangan takjil, melainkan juga dapat memainkan permainan tradisional yaitu layang-layang.

Baca juga: Ngabuburit di Depok Bisa Naik Kendaraan Wisata Bernama Oren, Ini Rutenya

Senin (6/5/2019) sore, ada puluhan warga yang bermain layang-layang di tepian KBT. Tua dan muda, semua berkumpul untuk memainkan mainan yang mulai terlupakan ini.

"Kalau di sini mah memang sudah sering orang bermain layang-layang. Apalagi, kalau lagi bulan puasa begini bisa setiap hari, kalau bulan biasa paling cuma Sabtu-Minggu," kata Angga, salah seorang pedagang layang-layang.

Angga mengatakan, dirinya bisa menjual 300 buah layang-layang dalam suatu sore.

Baca juga: Mau Ngabuburit dan Berburu Takjil di Jakarta Selatan, di Sini Tempatnya...

Angka itu tampaknya bisa menggambarkan antusiasme warga bermain layang-layang di KBT.

Andika, warga Duren Sawit, mengatakan, tepian KBT merupakan lokasi yang pas untuk bermain layang-layang.

Selain area yang cukup luas, ia juga tak perlu khawatir jika layang-layangnya tersangkut di rumah warga.

Baca juga: 4 Spot Ngabuburit di Jakarta Utara

"Paling enak di sini, Mas, kalau dekat-dekat rumah, kan, sudah sempit dan gampang nyangkut juga. Kalau di sini, sudah luas, anginnya kencang, enggak takut nyangkut," ujarnya. 

Andika datang bersama seorang buah hatinya.

Keduanya terlihat asyik mengontrol panjang benang layang-layang sambil memerhatikan layang-layang yang mengudara. 

Baca juga: Cukup Bayar Rp 10.000, Yuk, Ngabuburit di Bioskop Rakyat Teluk Gong!

Selain Andika dan anaknya, remaja-remaja berusia belasan tahun juga tampak bermain di sana.

Banyaknya warga yang bermain layang-layang juga menarik perhatian warga lain yang ingin sekadar menonton.

Syahrul, warga Cipinang, salah satunya.

Baca juga: Cerita Emil Dardak Mendadak Berhenti untuk Ngabuburit di Alun-alun

"Asyik saja begitu nonton layangan daripada jenuh di rumah nungguin buka puasa mending ke sini ngabuburitnya," ujar Ady yang mengaku rutin ngabuburit di tepian KBT.

Selain lahan untuk bermain layang-layang, tepian KBT juga dapat dijadikan tempat berburu hidangan takjil seperti es kelapa, es buah, dan minuman segar lainnya.

Warga juga bisa berburu pakaian-pakaian berharga miring dari tenda-tenda yang berdiri di sepanjang jalur inspekdi KBT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com