Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Situng KPU Jakarta Utara: Kerja dari Pagi sampai Subuh dan Rindu Keluarga

Kompas.com - 10/05/2019, 11:04 WIB
Tatang Guritno,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Penghitungan suara Pemilu 2019 masih berjalan hingga diumumkan pada Rabu (22/5/2019).

Selain penghitungan manual, Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga memiliki Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) untuk memberikan informasi terkait jumlah suara terkini.

Koordinator Situng KPU Jakarta Utara Mardiyanti, ditemui di Hotel Mercure Ancol, Kamis (9/5/2019), menceritakan dinamika kerja para petugas KPU tersebut.

"Petugas penginput Situng di Jakarta Utara berjumlah 45 orang. Kami tidak menggunakan sistem shift. Tapi semua bekerja secara bersamaan," kata Yanti.

Baca juga: Yang Berat Itu Mengisi Formulir C1, Paling Menyebalkan!

Pengerjaan dilakukan bersama sebab, menurut Yanti, terdapat ribuan tempat pemungutan suara (TPS) di wilayah Jakarta Utara.

"TPS di Jakarta Utara ada 4.563 dan sistem penginputan C1 dilakukan hanya oleh 45 orang. Maka, kami bekerja bersama. Jika ada C1 datang, langsung kami input," katanya.

Dalam pengerjaannya, para petugas penginput Situng bisa menghabiskan waktu dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB.

"Bisa sampai subuh prosesnya karena harus menunggu hasil C1 dari tiap-tiap wilayah. Waktu untuk tidur memang jadi berkurang. Maka, saya ingin cepat selesai penghitungan suara di pemilu ini," tutur Yanti sambil terkekeh.

Koordinator Situng KPU Jakarta Utara Mardiyanti ditemui di Hotel Mercure Ancol, Kamis (9/5/2019) menceritakan dinamika kerja para petugas penginput quick count ala KPU tersebut. Kompas.com / Tatang Guritno Koordinator Situng KPU Jakarta Utara Mardiyanti ditemui di Hotel Mercure Ancol, Kamis (9/5/2019) menceritakan dinamika kerja para petugas penginput quick count ala KPU tersebut.
Waktu dengan keluarga lebih sedikit

Yanti ingin pekerjaannya bisa segera selesai. Ia rindu menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga. Sebab, selama ini ia dan anggotanya pulang saat subuh dan harus kembali berangkat ketika pagi tiba.

"Ya jadi waktu bersama keluarga sedikit, pulang untuk tidur saja, lalu pagi harinya sudah berangkat untuk update Situng lagi," katanya. 

Beruntung, keluarga mendukung. Menurut Yanti, keluarga sudah paham dengan pekerjaan yang penuh tanggung jawab ini. Ia bercerita bahwa kecemasan keluarga memang ada, terutama terkait dengan kesehatannya.

"Suami saya sering telepon dan video call untuk mengingatkan saya selalu jaga kondisi sebab bekerja dari pagi sampai subuh. Keluarga memang ada kecemasan, tapi mereka sudah tahu seperti apa bekerja di KPU. Jadi keluarga terus-menerus memberi perhatian dan dukungan," katanya. 

Bukan hanya untuk bertemu keluarga, ia juga berharap proses pemilu cepat selesai agar masyarakat segera mendapatkan hasil penghitungan suara.

"Saya juga ingin cepat selesai agar masyarakat bisa segera dapat informasi hasil pemilu ini," katanya.

 Baca juga: Kisah Agus, Petugas KPPS yang Meninggal Saat Tidur, Sempat Berikan Honor kepada Sang Istri (1)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com