Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Keterangan Polisi soal Massa Bayaran dalam Kerusuhan 22 Mei 2019

Kompas.com - 23/05/2019, 13:48 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa unjuk rasa yang berujung kerusuhan pasca-penetapan rekapitulasi suara Pilpres 2019 beberapa hari terakhir ini menemukan titik terang.

Seperti diketahui, massa mulai beraksi pada Selasa (21/5/2019) siang di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat. Aksi tersebut berjalan damai dan massa sudah membubarkan diri setelah shalat tarawih.

Namun setelah itu, sekelompok massa lain di beberapa titik membuat keadaan memanas dengan mencoba melakukan perlawanan ke petugas.

Massa dari kelompok tak dikenal itu membakar ban, melempar batu, melempar bom molotov, petasan, hingga membakar belasan kendaraan pribadi.

Pihak kepolisian telah mengamankan beberapa bukti dan memunculkan dugaan adanya massa yang sengaja dibayar untuk membuat onar di wilayah DKI Jakarta ini.

Berikut empat faktanya:

1. Amplop

ilustrasi uang dalam amplop.Thinkstock ilustrasi uang dalam amplop.
Sejumlah amplop berisi uang ditemukan pada massa yang berhasil diamankan petgas.

Hal itu disampaikan oleh Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal di Jakarta pada Rabu (22/5/2019) lalu.

"Ada juga massa yang masih simpan amplop, uangnya masih ada, dan kami sedang mendalami itu," kata Iqbal.

Pihak kepolisian pun menduga bahwa massa yang melakukan kerusuhan pada Selasa (21/5/2019) malam hingga Rabu dini hari telah dipersiapkan sebelumnya.

"Peristiwa dini hari tadi adalah bukan massa spontan, bukan massa spontan," ujar Iqbal.

Polisi terus menelusuri siapakah pihak yang mendanai para pelaku kerusuhan.

Baca juga: Polisi Duga Kericuhan Dipicu Massa Bayaran, Ditemukan Amplop Berisi Uang

2. Rp 6 juta

Demonstran melempari polisi dengan batu saat terjadi kericuhan di dekat gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Rabu (22/5/2019).KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES Demonstran melempari polisi dengan batu saat terjadi kericuhan di dekat gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Rabu (22/5/2019).
Dari amplop para provokator yang ditangkap karena aksi anarkistis di depan Gedung Bawaslu dan Asrama Brimob ini, ditemukan uang dengan jumlah total Rp 6 juta.

Uang tersebut ditemukan dari beberapa amplop yang ada. Beberapa massa kerusuhan yang diamankan pun mengakui bahwa mereka dibayar.

"Dari yang diamankan ini, termasuk yang di depan Bawaslu, ditemukan di mereka amplop berisikan uang total hampir Rp 6 juta, yang terpisah amplop-amplopnya. Mereka mengaku ada yang dibayar," kata Kapolri Jenderan (Pol) Tito Karnavian di Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com