Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Babakan" Hancur Ditabrak Kapal Tongkang, Nelayan Terpaksa Berenang ke Tengah Laut

Kompas.com - 20/06/2019, 16:00 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPASA.com - Seorang nelayan, Mahmud (45) mengaku terpaksa berenang ke tengah laut untuk menjangkau kapalnya setelah babakan (tempat bersandar kapal) hancur ditabrak kapal tongkang

Hal itu terjadi karena kapalnya kini tak bisa bersandar di babakan, sehingga harus menjangkarkan kapal di tengah laut.

"Kalau di tengah laut, kan, jalannya susah, harus berenang dulu, pakai apalagi?," kata nelayan Muara Angke tersebut saat ditemui di Jalan Dermaga Baru, Kali Adem, Jakarta Utara, Kamis (20/6/2019).

Baca juga: Ditabrak Kapal Tongkang, Tempat Bersandar Perahu Nelayan di Muara Angke Hancur

Ia  mengaku kebingungan mencari dermaga lain untuk melabuhkan kapalnya. Sebab, rata-rata babakan lain sudah terisi kapal milik nelayan lain.

"Tadinya hari ini mau melaut, kalau begini susah. Mesti cari tempat sandar dulu, cuma kalau ke tempat sandar lain bisa diusir kita," ucapnya.

Sementara itu, ibu Mahmud, Suwati (50) mengaku menghabiskan Rp 40 juta untuk membangun babakan sepanjang 35 meter yang ditabrak tongkang tersebut.

Baca juga: Tumpahan Batu Bara dari Tabrakan Dua Tongkang Kotori Pantai Sukabumi

Babakan itu ia bangun untuk melabuhkan dua kapal penangkap cumi milik anak dan warga lain.

Selain itu, kata dia, hingga kini pemilik kapal tongkang belum memberikan klarifikasi terkait ditabraknya babakan tersebut pada Rabu (19/6/2019) sore.

"Saya waktu itu sedang shalat, sedangkan mereka tidak ada memberi tahu bahwa tongkang mau mundur, tahu-tahu ditabrak begitu saja," ujar Suwati. 

Baca juga: Petugas Amankan 28 Burung Asal Pulau Buru yang Disimpan Di Dalam Dinding Tongkang

Adapun, babakan milik Suwati hancur ditabrak kapal tongkang yang tengah memasang pancang beton di pinggir laut.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Kamis siang di lokasi, ujung babakan yang terbuat dari bambu tersebut tampak berantakan setelah dihantam tongkang.

Bambu yang mengarah ke ujung babakan juga tidak bisa lagi dipijak karena kerusakan membuat struktur rangkaian bambu goyah.

Baca juga: Kapal Tongkang Pengangkut Pasir yang Hanyut di Laut Lepas Belum Ditemukan

Tongkang itu memuat dua unit alat berat dan sejumlah pancang benton. Terlihat beberapa orang petugas berseragam biru.

Alat berat tersebut dioperasikan untuk memasang pancang-pancang di perairan yang ada di lokasi tersebut.

Tak terlihat satu pun identitas yang terpasang di tongkang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com