Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam PPDB Sistem Zonasi, Nilai Siswa Tetap Diperhitungkan

Kompas.com - 24/06/2019, 14:38 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekolah SMAN 68 Jakarta Pusat Adwiana Hardiyanti mengatakan, dalam sistem zonasi,  nilai atau NEM (nilai ebtanas murni) pendaftar tetap menjadi salah satu faktor penentu diterima atau tidaknya calon siswa. Walau ada ketentuan bahwa calon siswa yang berdomisili dekat sekolah lebih punya kesempatan untuk diterima.

Hal itu berarti bahwa tak semua siswa yang tinggal dekat dengan sekolah yang diincar otomatis bisa diterima. 

"Kami punya istilah bahwa zonasi tetap memperhitungkan nilai atau NEM. Jadi, walaupun mereka punya kesempatan di sekolah terdekat itu tetap diranking," kata Adwiana di SMAN 68, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2019).

Baca juga: Mendikbud: Ada Masyarakat yang Pura-pura Belum Tersosialisasi PPDB Sistem Zonasi

Jika tidak diterima di sekolah terdekat, para calon siswa masih punya kesempatan mendaftar kembali di sekolah lainnya yang masuk dalam zonasi selama periode pendaftaran masih berlangsung.

"Iya, setiap anak dapat kesempatan untuk memilih sampai 3 kali dalam 3 sekolah. Jadi satu anak bisa (memilih) sembilan sekolah. Dalam satu kali pilihan, kan yang dipilih 3 sekolah. Jadi apabila namanya sudah tergeser dalam tiga sekolah tersebut, bisa mendaftar tiga sekolah lagi. dalam sistem zonasi seperti itu," ujar dia.

Ia menyebutkan, intinya zonasi tetap ditentukan oleh nilai dari para siswa. Jika siswa yang masuk memiliki standar nilai yang tinggi, siswa lainnya otomatis akan tergeser dan mengikuti standar nilai yang ada.

"Banyak yang keliru. Seolah-olah datang pagi dapat nomor, lalu bisa daftar. Padahal dia hanya mendaftarkan berkas. Di sini tidak ada standar nilai, tapi mengikuti para pendaftar apabila yang daftar nilainya tinggi-tinggi otomatis tergeser," kata dia.

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA dan SMK Negeri se-DKI Jakarta 2019 dengan jalur zonasi umum dibuka mulai Senin ini. Pada hari pertama ini, jumlah pendaftar terlihat padat di SMAN 68 Jakarta. 

Baca juga: Demi PPDB, Orangtua Murid Antre Sejak 04.30 WIB di SMAN 68 Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com