Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Bawaan Calon Haji Disita di Embarkasi, Bisa Diambil Saat Pulang atau Dihibahkan

Kompas.com - 09/07/2019, 18:10 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Jakarta-Bekasi telah menemukan 149 koper para calon jemaah haji yang isinya tak diizinkan dibawa ke Mekkah, Arab Saudi. Jumlah itu tercatat dari 12 kelompok terbang (kloter) yang melewati Asrama Haji Embarkasi Bekasi sejak Sabtu (6/7/2019) lalu.

"Koper yang bermasalah sebanyak 149 koper, dari 4.894 koper. Jadi hanya 3,28 persen," kata Anwar Sanusi, Kepala Bidang Perbekalan PPIH Jakarta-Bekasi, Selasa (9/7/2019) pagi.

Sanusi mengeklaim, daftar barang yang tak boleh dibawa saat keberangkatan haji sudah diinformasikan sejak jauh-jauh hari.

Baca juga: Koper Jemaah Haji Dibongkar, Isinya Rokok dan Obat dalam Jumlah Berlebihan

"Pas datang ke asrama, banyak barang yang tidak boleh dibawa, ternyata dibawa," ujar Sanusi.

"Cuma maklum ya, karena jemaah ada yang cepat menangkap, ada yang terlambat, atau ada yang tidak," kata dia.

Dari sekian barang yang diperiksa petugas di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, benda-benda elektronik jadi yang paling banyak disita.

"Benda-benda yang ditemukan yakni setrika 10 buah, kemudian pemanas air 29 buah, dan rice cooker kecil 13 buah. Sampo di atas 100 ml juga enggak boleh, banyak itu (ditemukan). Masih ada rokok, tapi belum tercatat jumlahnya," kata dia.

Sebagian calon haji, kata Sanusi, berkeras akan membawa benda-benda yang tak diizinkan tadi lantaran khawatir benda-benda tersebut tak dijual di Arab Saudi.

"Sebagian besar mengatakan mereka tidak tahu, juga ada yang mengatakan takut susah mencari barang itu di sana. Padahal kita kan sudah sosialisasi, barang di sana ada semua," ujar Sanusi.

Benda-benda itu diamankan petugas. Sanusi mengatakan, jemaah haji bisa mengambilnya lagi setelah kembali ke Tanah Air.

"Disimpan di asrama dan sudah diberitahukan ke jemaah. Kalau memang mau diambil nanti pas pulang, kami serahkam. Kalau tidak ke jemaah, kami serahkan ke PHU (panitia haji dan umrah) kantor wilayah kota Kementerian Agama untuk diserahkan ke jemaah masing-masing," ujar Sanusi.

"Kalau tetap tidak diambil, kami serahkan ke rumah yatim," kata dia.

Sejak hari Minggu lalu hingga Selasa ini, Asrama Haji Embarkasi Bekasi telah memberangkatkan 12 kloter calon haji atau sejumlah 4.848 jemaah asal Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com