Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta tentang Sampah dari Luar Negeri di Burangkeng, Bekasi

Kompas.com - 01/08/2019, 05:52 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sebentang lahan di samping Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi menjadi sorotan karena bertahun-tahun dijadikan lokasi pembuangan sampah-sampah yang diduga telah diimpor secara ilegal.

Di lahan yang terletak berbatasan dengan proyek Tol Cimanggis-Cibitung itu, sampah-sampah itu berbaur dengan timbunan sampah anorganik yang diduga merupakan limbah pabrik.

Baca juga: Dinas LH Kabupaten Bekasi Akui Sampah Luar Negeri Sempat Dibuang di TPA Burangkeng

Kompas.com merangkum sejumlah fakta terkait keberadaan sampah itu, berdasarkan penelusuran di lokasi pada Rabu (31/7/2019) kemarin:

1. Didominasi kemasan makanan

Beberapa sampah kemasan makanan yang ada mengindikasikan bahwa sampah tersebut memang bukan berasal dari Indonesia. Tak satu patah kata pun tercantum soal Indonesia. Tak ada keterangan bahwa makanan tersebut telah disertifikasi oleh BPOM RI atau tanda bahwa makanan itu diproduksi atau diimpor ke Indonesia.

2. Bukan di wilayah TPA

Meskipun lahan pembuangan sampah itu berdampingan dengan TPA Burangkeng, namun lahan tersebut dipastikan bukan wilayah TPA.

"Lokasi itu bukan di TPA Burangkeng ya. Artinya, lahan tersebuh bukan milik pemerintah, yang mereka buang sampah impor. Artinya bukan domain kami karena di luar TPA," ujar Dodi Agus, Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Rabu.

Pendapat senada dilontarkan Madih, Ketua RT 001, RW 003, Desa Burangkeng yang lahan di depan rumahnya jadi lahan pembuangan sampah diduga yang diimpor itu hingga hari ini.

"Bukan wilayah TPA (Burangkeng). Enggak tahu juga dibilang lahan warga juga bukan, yang punya orang kota," kata Madih, Rabu.

3. Sempat cemari wilayah TPA lalu berhenti

TPA Burangkeng sempat jadi sasaran pembuangan sampah-sampah tersebut beberapa waktu lalu.

"Iya, ada (sampah impor) dibuang (ke TPA Burangkeng). Permohonan awalnya katanya sampah area yang ada di pabrik. Begitu kami tahu (sampah dari) luar negeri, kami langsung berhentikan, tidak boleh," ujar Dodi Agus.

Timbunan sampah luar negeri yang bercampur dengan limbah pabrik di dekat TPA Burangkeng, Kabupaten Bekasi.KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Timbunan sampah luar negeri yang bercampur dengan limbah pabrik di dekat TPA Burangkeng, Kabupaten Bekasi.

Saat dihubungi terpisah, Kepala Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) TPA Burangkeng, Maulana, tak membantah jika TPA Burangkeng sempat kemasukan sampah impor dari pabrik kertas.

"Dulu sempat ada, tapi sudah enggak boleh sama saya. Pertengahan 2018 itu permulaannya. Awal tahun saya sudah enggak bolehin," kata Maulana.

Namun, menurut Madih, Ketua RT 001 RW 003 Desa Burangkeng, sampah dari luar negeri itu mulai berdatangan ke Burangkeng pada 2017, bukan 2018.

"Tahun 2017 di TPA ada, di sini juga ada. Sekitar 6-7 bulan dia bongkar di sini langsung setop," ujar Madih.

4. Kini sepi, dulu sempat alami masa jaya

Aneka sampah dari luar negeri itu yang bernilai ekonomi tinggi pernah mendominasi timbunan di lahan samping TPA Burangkeng pada awal-awal aktivitas pembuangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com