Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Plastik Sebabkan Hasil Tangkapan Nelayan di Pantai Marunda Berkurang

Kompas.com - 02/08/2019, 16:15 WIB
Irfan Maullana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Nelayan di Kampung Marunda Kepu, Jakarta Utara, mengatakan bahwa sampah plastik menyebabkan perairan di Pantai Marunda menjadi dangkal sehingga memengaruhi hasil tangkapan.

"Kalau pantainya jadi dangkal, hasil tangkapan jadi sedikit," kata Rarat, nelayan yang sehari-hari melaut di sepanjang Pantai Marunda hingga Kali Kanal Timur yang berbatasan dengan Bekasi, seperti dikutip dari Antaranews, Jumat (2/8/2019).

Rarat mengatakan, sebelum sampah-sampah yang ia duga berasal dari Bekasi, kedalaman di perairan Marunda antara delapan hingga 10 meter.

Baca juga: Sungai di Pangkal Pinang Mengering, Popok Bayi hingga Sampah Plastik Bermunculan

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kedalaman di perairan tersebut menjadi semakin dangkal hingga mencapai kurang dari satu meter.

"Jadi kalau sampah itu datang, terkena angin barat ya masuk. Pas terkena gelombang, tercampur dengan lumpur akhirnya tenggelam," kata dia.

Sampah-sampah tersebut terbawa ke pinggiran pantai dan sedikit demi sedikit terus memenuhi daratan di sekitar pantai, kata dia lebih lanjut.

Sejak pantai Marunda menjadi dangkal, Rarat mengaku harus melaut lebih jauh lagi untuk bisa mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak.

Baca juga: Bersih-bersih Sampah Plastik di Kali Bahagia hanya Berlangsung Setengah Hari

Namun, keinginannya untuk mendapat hasil tangkapan lebih banyak terkendala oleh ukuran perahu yang kecil, yang tidak mampu menghadapi gelombang lebih besar di laut lepas.

"Ikan itu suka berenang bebas di laut lepas. Kalau pantainya dangkal, ikan-ikan tersebut jadi semakin jauh ditangkapnya," kata Rarat, yang mengaku hanya memiliki perahu kecil sehingga hanya bisa melaut di sekitar Pantai Marunda.

Rarat mengaku dirinya dan warga di sekitar pantai membersihkan sampah rumah tangga mereka dengan cara membakarnya.

Namun, sampah-sampah di sekitar pantai yang datangnya dari laut jumlahnya terlalu banyak sehingga warga merasa kewalahan untuk membersihkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com