Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kas Daerah Limbung, Dana Insentif RT/RW di Bekasi Macet

Kompas.com - 02/09/2019, 14:13 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi menjelaskan, dana insentif RT dan RW selama beberapa bulan terakhir belum cair karena kondisi keuangan Kota Bekasi belum stabil.

Humas Pemerintah Kota Bekasi Sayekti Rubiah menyebutkan, insentif yang belum dibayarkan  bukan hanya untuk RT/RW. Honorarium bagi unsur kemasyarakatan lain wilayah itu juga mengalami hal yang sama.

"Pemkot Bekasi memastikan pencairan honorarium RT/RW, kader posyandu/PKK, linmas, dan keagamaan tertunda disebabkan kondisi keuangan daerah yang belum stabil," kata Sayekti dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Senin (2/9/2019).

Penundaan pencairan dana insentif RT dan RW dilakukan untuk menyeimbangkan kas kondisi keuangan karena pengetatan fiskal.

Baca juga: Ketua RT di Bekasi Mengaku Sudah 4 Bulan Dana Insentif Tak Cair

Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) sekaligus Sekretaris Daerah Kota Bekasi, Reny Hendrawati mengatakan, penundaan itu dilakukan sejak April 2019. Pencairan terakhir dana insentif RT dan RW dilakukan pada Maret 2019.

"Kami tunda pembayaran (sejak April). Ini dilakukan intinya agar terjadi keseimbangan fiskal," kata Reny.

Ia menyatakan, Pemerintah Kota Bekasi sudah memprioritaskan masuknya dana insentif RT dan RW dalam APBD-Perubahan 2019. Kini tinggal menunggu evaluasi dari Pemprov Jawa Barat.

Sebelumnya, sejumlah Ketua RT di Kota Bekasi mengaku sudah empat bulan tak menerima dana insentif. Padahal, dana ini dinilai penting untuk menggerakkan roda aktivitas di wilayah masing-masing.

"Sudah enggak terima dari sekitar 4 bulanan, makanya kami bertanya-tanya ini ada apa. Padahal kami sudah tandatangan surat pertanggungjawaban (SPJ)," ujar Imam, Ketua RT 002 RW 002, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Senin.

Imam yang sudah 8 tahun menjadi ketua RT itu menyebutkan, dana insentif RT/RW tergolong krusial untuk menggerakkan roda aktivitas di wilayah masing-masing yang tak cukup jika hanya bergantung pada iuran warga senilai Rp 5.000.

"Gaji dua hansip saja Rp 1,5 juta tiap bulan. Malah yang ada nombok, kalau ada uang honor itu kan bisa ditambah dari situ," ujar Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com