Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Perlakuan Polisi pada 2 Unjuk Rasa PMII di Gedung KPK

Kompas.com - 24/09/2019, 06:54 WIB
Walda Marison,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi unjuk rasa di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan pada Jumat (20/9/2019) lalu dan Senin kemarin.

Ada perbedaan perlakuan polisi dalam dua unjuk rasa itu. Polisi mengendurkan pengamanan saat demonstrasi hari Senin kemarin dibandingkan dengan tiga hari sebelumnya.

1. Massa mencoba masuk ke halaman gedung KPK.

Jumat lalu polisi menghalangi massa yang berniat masuk ke dalam gedung. Polisi sempat terlibat aksi saling dorong dengan mahasiswa di depan gedung KPK. Situasi pun sempat ricuh.

Baca juga: Gedung KPK Dilempar Telur, Petugas Kebersihan Jadi Kerepotan

Namun Senin kemarin, massa PMII bebas melenggang masuk ke halaman gedung KPK. Bahkan massa menginjak-injak dan merusak kawat duri yang dipasang polisi di depan gedung.

Polisi juga membiarkan massa manjat tembok gedung yang bertulis "Komisi Pemberantasan Korupsi". Tembok itu berdekatan dengan lobi gedung KPK.

Polisi hanya menonton mereka yang mengibarkan bendera PMII sambil berorasi.

2 Bakan ban

Pada demonstrasi hari Jumat, massa PMII membakar ban di depan gedung KPK. Beberapa menit api berkobar, polisi memadamkannya dengan apar.

Massa melarang polisi memadamkan api.  Mereka lalu membakar ban kembali. Alhasil, kericuhan antara polisi dan massa PMII tidak terhindarkan.

Yang terjadi Senin berbeda jauh. Massa PMII juga membakar ban. Namun tidak ada satu polisi pun yang memadamkan api.

Polisi hanya menonton api berkobar berjam-jam hingga akhirnya api padam dengan sendirinya. Kepulan asap tersebut sempat masuk ke dalam gedung KPK.

3. Lempar telur

Aksi lempar telur ke gedung KPK dilakukan massa pada hari Jumat. Aksi itulah yang jadi pemicu utama terjadinya rentetan kericuhan hingga akhirnya polisi mengamankan dua orang.

Mereka diamankan karena dianggap sebagai provokator kericuhan.

Namun, aksi lempar telur hari Senin berjalan lancar.  Mahasiswa beberapa kali melempar telur dan air minum kemasan gelas plastik ke arah gedung KPK.

Namun polisi tidak mengamankan siapapun dalam aksi tersebut.

4. Waktu bubar

Pada aksi demonstrasi hari Jumat, unjuk rasa berakhir ricuh dan dibubarkan secara paksa. Massa PMII dibubarkan pada pukul 17.50 WIB. 

Baca juga: Massa PMII Membubarkan Diri dari Gedung KPK

Dalam demonstrasi Senin kemarin, massa berdemonstrasi melewati batas waktu yang diatur undang-undang, yakni pukul 18.00.

Kapolres Metro Jakarta Selatan sebelumnya menyatakan, aksi demonstrasi akan selesai pukul 18.00. Namun massa tidak dibubarkan secara paksa walau telah melewati batas waktu. Massa bubar pukul 19.00.

"Mudah - mudahan unjuk rasa berjalan dengan aman tapi tetap tidak boleh underestimate mempersiapkan antisipasi resiko terjelek," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Bastoni Purnama, di depan gedung KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com