Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita tentang Affan yang Meninggal karena Tersambar Kereta, dari Izin Bermain Hingga Bertengkar dengan Ibu

Kompas.com - 19/10/2019, 10:24 WIB
Walda Marison,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang bocah berumur 10 tahun bernama Affan Satrio Kalam menjadi korban tewas karena tertabrak kereta di depan Kampus Universitas Pancasila, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (18/9/2019) siang.

Korban tertabrak kereta diduga karena kurang hati-hati ketika ingin menyebrang rel. Bukan hanya kurang hati-hati, Affan ternyata menyebrang rel melewati jalan yang tidak seharusnya.

Kompas.com pun coba merangkum beberapa fakta dari peristiwa tewasnya Affan karena tersambar kereta.

1. Sedang bermain dengan teman - temannya.

Affan rupanya tidak sendirian ketika ingin menyebrang rel kereta api. Dia bersama rombongan temanya mencoba menyebrangi rel kereta dari arah kampus UP.

Semua teman Affan pun berhasil melewati jalur tersebut, namun tidak dengan Affan.

Affan tertabrak oleh kereta dari arah Jakarta menuju Bogor hingga tewas di tempat. Korban mengalami luka parah di bagian kaki dan kepala.

Baca juga: Ingin Menyeberang Rel, Bocah 10 Tahun Tewas Tersambar Kereta di Depan Kampus UP

"Teman teman korban langsung melaporkan ke pihak sekuriti. Mereka lapor jika teman mereka tersambar kereta," kata Kapolsek Jagakarsa, Komisaris Polisi, Harsono saat dikonfirmasi.

Tidak lama berselang, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian dan mengevakuasi korban.

"Langsung dibawa ke RS Fatmawati. Pihak keluarga sudah mengetahui," kata Harsono.

2. Jebol pagar untuk melewati rel

Affan dan teman-temanya diketahui tidak menyebrang dengan jalan yang seharusnya.

Mereka melewati pagar di sepanjang sisi rel kereta yang telah dijebol warga. Pagar tersebut dijebol hingga berukuran 30 sampai 40 cm.

Setelah menjebol pagar, mereka lalu masuk ke area rel dan menyebranginya dengan berjalan kaki.

Saat itulah Affan yang diduga kurang hati-hati tersambar kereta hingga mengakibatkan tewas di tempat.

3. Pagar di sepanjang rel kereta berkali - kali dijebol warga.

Kapolsek Jagakarsa, Komisaris Harsono membenarkan jika pagar rel kereta api di depan kampus UP kerap dijebol warga. Mereka melakukan itu agar bisa menyebrangi rel dengan mudah.

Hal tersebut dilakukan karena jauhnya lokasi Jembatan Penyebaran Orang di lokasi tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com