Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabuli 7 Bocah Perempuan di Jatinegara, Pelaku Berikan Uang Jajan untuk Tutup Mulut

Kompas.com - 20/10/2019, 06:05 WIB
Sabrina Asril

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - FS alias AI terduga pelaku pencabulan tujuh bocah perempuan selalu memberikan uang jajan kepada para korbannya. Hal ini dilakukan AI agar para korban tidak mengadukan perbuatannya.

Para korban seluruhnya adalah para pelajar SD dengan rentang usia rata-rata di bawah 11 tahun.

Pelayanan Masyarakat RW tempat korban tinggal, Bambang Purwanto (55) mengatakan AI memang dikenal dekat dengan anak-anak.

Merujuk keterangan lima korban yang sempat ditemuinya, AI diketahui selalu memberikan sejumlah uang usai mencabuli para korban di rumahnya.

"Jumlahnya bervariasi, ada yang Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 40.000. Beberapa korban ada yang mengaku lebih dari satu kali dicabuli," kata Bambang di Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (19/10/2019).

Baca juga: Seorang Guru Ngaji di Jatinegara Diduga Cabuli 7 Bocah Perempuan

Uang tersebut diduga jadi modus AI agar para korbannya yang masih murid SD tak melapor dan melawan saat dicabuli.

Bambang menuturkan tujuh korban pencabulan AI berasal dari keluarga yang secara ekonomi menengah ke bawah.

"Namanya anak-anak senang jajan, jadi kalau dikasih duit ya pasti dekat sama yang ngasih duit. Apalagi orang tua korban ini sibuk kerja semua," ujarnya.

AI yang berprofesi sebagai guru mengaji bagi ibu-ibu di di wilayah Kecamatan Jatinegara diduga mencabuli sejumlah korbannya sejak bulan Juli 2019.

Namun aksinya baru diketahui awal bulan Oktober 2019 kala satu korban berinisial MA mengeluhkan sakit saat buang air kecil.

"Dari anaknya sendiri masih takut cerita. Tapi keterangannya mereka sering dicabuli bulan Agustus lalu. Kalau korban yang baru lapor kemarin bilangnya baru pertama dicabuli," ujarnya.

Secara ekonomi, Bambang menilai taraf hidup AI membaik saat dia mulai menjadi guru mengaji bagi ibu-ibu beberapa waktu terakhir.

Sebelum jadi guru mengaji, AI mencari nafkah dengan mencari mengumpulkan kardus bekas lalu jadi pegawai di tempat Ruqyah.

"Ya bisa dibilang semenjak jadi guru mengaji itu ekonominya membaik. Dia bukan warga saya, makannya pas semalam polisi nangkap koordinasinya enggak hanya dengan RW saya saja," lanjut Bambang.

AI diamankan aparat kepolisian pada Jumat (20/10/2019). Sebelumnya, dia dipanggil ke pos RW untuk menjelaskan perbuatannya kepara para korban. Warga yang berkumpul di sekitar pos sempat meluapkan emosi.

Sementara para korban dibawa pulang ke rumah setelah mereka ketakutan mendengar kabar bahwa AI akan dibawa ke pos RW. Para korban trauma setiap kali mendengar nama pelaku. (TribunJakarta/Annas Furqon)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Diduga Cabuli 7 Bocah, Oknum Guru Ngaji di Jakarta Timur Kerap Beri Uang ke Korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com