Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjajal Kereta Layang di Bangkok, Nyaman dan Mulus...

Kompas.com - 29/10/2019, 11:56 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BANGKOK, KOMPAS.com - Kota-kota di berbagai belahan dunia termasuk di Asia mulai bersaing untuk menyediakan transportasi umum yang memudahkan perjalanan bagi warganya maupun pendatang serta turis.

Jika Jakarta memiliki Kereta Commuter Line, Moda Raya Terpadu (MRT), hingga Lintas Rel Terpadu (LRT), ibu kota Thailand, yakni Bangkok juga menyediakan tranportasi massal berupa MRT dan BTS (Bangkok Mass Transit System) Skytrain.

Keduanya mempunyai perbedaan yang cukup signifikan. MRT Bangkok memiliki 18 stasiun yang seluruhnya berada di bawah tanah.

Sedangkan BTS Skytrain seluruh stasiun dan lintasannya berada di jalur layang.

Jika ke Bangkok, turis tidak perlu khawatir kesulitan menemukan transportasi umum berbasis rel ini.

Pasalnya, BTS Skytrain yang sudah dibangun sejak 20 tahun silam ini, memiliki 43 stasiun yang melewati kawasan Timur, Utara, hingga Pusat Bangkok.

BTS Skytrain bisa diandalkan karena melewati wilayah-wilayah favorit wisatawan.

Bersama rombongan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Kompas.com menjajal BTS Skytrain ini.

Mulanya, perjalanan diawali dari Stasiun Saphan Thaksin di seputaran daerah Bang Kho Laem atau pasar Asiatique dengan tujuan Stasiun Ha Yaek Lat Phrao.

Hanya dengan merogoh saku sebesar 44 bath atau Rp 20.300 (perkiraan kurs 1 bath = Rp 463), kami masing-masing mendapatkan satu kartu single journey card atau kartu harian.

Untuk harga tiket sebenarnya bervariasi dari 15 hingga 50 bath (Rp 6.900 hingga Rp 23.150).

Tidak sulit untuk membeli tiket ini karena terdapat bacaan dan tulisan bahasa Inggris bagi turis yang tak mengerti bahasa Thailand.

Ada dua pilihan bagi calon penumpang untuk membeli tiket, bisa melalui vending machine maupun langsung kepada petugas di loket.

Saat itu, kami memilih membeli langsung di loket.

Di masing-masing gate untuk tap in, terdapat petugas yang bersiaga membantu calon penumpang yang kesulitan melakukan tap in maupun untuk memeriksa barang bawaan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com