Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gembok Taman Pluit Putri yang Hendak Dibangun Sekolah oleh Jakpro

Kompas.com - 04/11/2019, 16:39 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga komplek Pluit Putri, Penjaringan, Jakarta Utara menggembok pagar Taman Pluit Putri yang hendak dibangun sekolah Bina Tunas Bangsa (BTB) di lokasi tersebut.

Penggembokan itu dilakukan dalam demonstrasi yang mereka lakukan karena PT Jakarta Propertindo (Jakpro) disebut menebang pohon-pohon yang ada di Taman tersebut sejak Sabtu (2/11/2019).

"Lokasi ini kami gembok, hilang berarti (Pasal) 362 (tentang pencurian), kalau rusak berarti (Pasal) 406 (tentang pengerusakan)," kata Hengky Hendratno, kuasa hukum warga Taman Pluit Putri, Senin (4/11/2019) siang.

Baca juga: Jakpro Disebut Mulai Tebang Pohon di Taman Pluit Putri, Warga Turun ke Jalan

Para warga juga memasang CCTV di lokasi tersebut guna memantau gembok yang mereka pasang.

Hengky mengatakan, penebangan yang dilakukan pihak Jakpro pada Sabtu kemarin, dianggap mereka sebagai bentuk tidak menghargai proses hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang sedang berjalan.

Sementara itu, Rosa Aliandoe, ketua forum Taman Pluit Putri RT 3,5,6 juga menyayangkan pihak Jakpro yang sudah memangkas pohon-pohon di lokasi tersebut.

Padahal, belum ada keputusan dari PTUN mengenai lahan itu.

Ia juga mengatakan, warga sekitar tidak pernah memberi restu kepada Jakpro dan BTB untuk membangun sekolah di sana.

"Memang betul kami diadakan sosialisasi, tapi itu baru sosialisasi bukan pengumuman bahwa meminta kami memberi restu. Kami tidak pernah memberi keputusan bahwa kami menyetujui mendirikan (sekolah) disini," ucap Rosa.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, di taman tersebut terlihat bekas pohon yang ditebang di taman itu. Potongan-potongan kayu tampak berserakan di lokasi taman tersebut.

Adapun demonstrasi tersebut dilakuan di pinggir Jalan Taman Pluit Putri. Berdasarkan pantauan, arus lalu lintas ramai lancar di lokasi tersebut.

Mereka juga sempat mendemo kantor PT Jakarta Ultilitas Propertindo (JUP), anak perusahaan Jakpro yang berdiri di dalam komplek perumahan.

Namun, tidak ada satupun perwakilan dari PT JUP yang menemui warga.

Sebelumnya warga Pluit Putri pernah mengeluhkan pembangunan sekolah di lahan tersebut ke Komisi C DPRD DKI Jakarta.

Menurut warga, lahan tersebut adalah milik mereka yang dijadikan sebagai ruang terbuka hijauh (RTH).

Namun, menurut Corporate Secterary PT Jakpro Hani Sumarno, lahan itu merupakan lahan atau aset milik Jakpro.

Hani mengatakan Jakpro memiliki bukti kepemilikan, yaitu SK Gubernur sejak tahun 1992.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com