JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim mengatakan, penataan kawasan Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara dilakukan untuk mengembalikan fungsi saluran air di kawasan itu.
Sebab, selama ini, di atas saluran air itu ditutupi oleh sejumlah pemilik usaha barang bekas yang mendirikan bangunan di atas saluran sehingga mengakibatkan kawasan itu kerap tergenang.
“Dampaknya, saluran tidak terkoneksi karena tertutup bangunan. Selama ini kawasan Sunter seperti di Gaya Motor, Agung Karya dan Sunter Utara kerap tergenang,” ujar Ali dalam keterangannya, Sabtu (16/11/2019).
Ali mengatakan, nantinya saluran di sejumlah jalan kawasan Sunter itu akan terkoneksi dengan saluran penghubung (PHB) Jalan Agung Perkasa VIII sebelum nantinya dialirkan ke Danau Sunter Selatan.
Dengan sistem saluran yang terkoneksi, Ali mengatakan, air itu nantinya bisa disalurkan sehingga mengurangi genangan di kala musim penghujan.
Ia mengatakan, pihaknya juga telah mensosialisasikan penataan itu ke permukiman yang terdampak akibat penataan itu.
“Sudah kami sosialisasi telebih dahulu sejak 18 September 2019. Lurah Sunter Agung dan Lurah Sunter jaya telah memberikan surat himbauan kepada warga yang menghuni tanpa keterangan Hak Kepemilikan Tanah untuk mengosongkan lokasi tersebut lantaran akan dilakukan penataan saluran air, pedestrian, dan pembangunan jalan,” ucap Ali.
Meski Pemerintah telah mensosialisasikan hal itu, puluhan warga korban penggusuran di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, meminta Anies Baswedan untuk menepati janji kampanye sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Kami semua pendukung Anies, tapi kenapa digusur? Katanya dulu tidak ada penggusuran saat kampanye," kata salah seorang warga, Subaidah, Sabtu (16/11/2019), seperti dikutip Antara.
Subaidah mengatakan, hampir semua warga Madura yang bermukim di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII mendukung Anies saat Pilkada lalu.
Namun, janji tidak ada penggusuran tidak ditepati.
"Usai kami digusur, sampai sekarang juga tidak dikunjungi," ujar Subaidah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.