Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pungli Parkir di Monas, Dishub DKI: Itu Ulah Panitia Penyelenggara

Kompas.com - 25/11/2019, 17:17 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Dinas Perhubungan DKI Jakarta Aji Kusambarto membantah bahwa pihaknya terlibat dalam dugaan pungutan liar (pungli) parkir di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Menurut Aji, tarif parkir yang seharusnya Rp 2.000 naik menjadi Rp 5.000 karena dijaga oleh penyelenggara Maulid Akbar di Monas pada Sabtu (23/11/2019) malam lalu.

Panitia penyelenggara berdalih bahwa melonjaknya harga parkir tersebut adalah untuk infaq.

"Tarif (parkirnya) flat jadi kita sudah tetapkan tarifnya tuh Rp 2.000, tapi pada kenyataannya di lapangan ditarik Rp 5.000. Nah itu sebetulnya ulah panitia penyelenggara. Dia bilang itu bagian dari infaq lah gitu. Infaq yang dipungut dari massa yang hadir di sana," kata Aji saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/11/2019).

Menurut dia, tempat parkir sebenarnya tetap dijaga oleh petugas dari UP Parkir Dishub. Namun pada malam itu, panitia penyelenggara ikut menjaga sehingga kurang terkontrol.

"Ada dari kita didampingi panitia-panitia. Dalam arti maksudnya tarif flat Rp 2.000 jadi setornya ke Monas tetap Rp 2.000 kali karcis yang terjual," ucapnya.

Ia membantah bahwa lokasi parkir di kawasan Monas turut dijaga oleh organisasi masyarakat (ormas).

"Nanti ke depan kita perbaiki, ini kan sudah jadi konsumsi umum, jangan seperti kemarin akan jadi perbaikan. Kita pastikan akan mengawasi supaya tertib. Ini jadi evaluasi kita juga," tutur Aji.

Seorang warga mengeluhkan adanya dugaan pungutan liar (pungli) di kawasan Monas.

Keluhan tersebut Ia unggah di media sosial Instagram melalui akun @warung_jurnalis.

Ia mengaku, saat hendak keluar dari parkir, dirinya diminta untuk membayar parkir senilai Rp 5.000.

Padahal dalam struk parkirnya tertulis harga parkir Rp 2.000. Warga tersebut mempertanyakan mengapa harga tiket yang tertulis dan yang ditagih berbeda.

"Malam ini saya dan istri ke Monas menggunakan sepeda motor, yang saya bingung saat parkir saya di suruh bayar parkir 5000, sedangkan di struk parkir tertulis 2000, yang jadi pertanyaan saya 3000 masuk ke kas siapa?" tulis warga tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com