Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan di Monas, Granat Tak Bisa Sembarangan Dimiliki Anggota Polri dan TNI

Kompas.com - 03/12/2019, 14:58 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat intelijen Beni Sukadis mencurigai keberadaan granat asap di Monas yang meledak dan melukai dua tentara pada Selasa (3/12/2019) pagi.

Beni menduga, granat itu sengaja diletakkan di Monas. Namun, kecil kemungkinan orang yang meletakkan granat itu berasal dari kalangan sipil.

Sebab, tak sembarangan orang yang bisa memiliki granat.

"Saya enggak kalau sipil yang meletakkan, kecuali tentaranya jualan ke sipil. Tidak masuk akal kalau orang sipil yang meletakkan," ujar Beni kepada Kompas.com, Selasa siang.

Bahkan, di kalangan Polri dan TNI, granat beredar terbatas.

Dua tentara yang tengah berolahraga ketika terkena ledakan pun dianggap tak mungkin membawa-bawa granat.

"Saya pikir sih tidak dibawa sama mereka (korban) karena mereka juga sedang olahraga. Kalau hanya pakai baju olahraga begitu, bawa senjata pun tidak," kata Beni.

Beni menduga ada yang sengaja meletakkan granat tersebut di Monas untuk melukai orang lain. Namun, kecil kemungkinan hal tersebut dilakukan oleh masyarakat sipil.

"Sangat mungkin ya (ada kesengajaan), walau benar ada kesengajaan atau tidak kan kita tidak tahu. Kita juga tidak tahu polisi. Kita tidak bisa ngomong apa-apa," jelas Beni.

Ditambah lagi, Monas merupakan kawasan ring 1 yang semestinya dijaga ketat keamanannya.

Beni pun menepis kemungkinan bahwa massa reuni akbar 212 yang membawanya saat acara berlangsung pada Senin (2/12/2019).

Baca juga: Polisi Selidiki Asal Granat Asap yang Meledak di Monas

Sebab, semestinya keberadaan granat sudah bisa terdeteksi dalam penyisiran sepanjang acara tersebut.

"Jangan-jangan setelah 212 baru dimasukkan ke Monas. Setelah acara (212) juga kan (Monas) disisir. Harusnya saat penyisiran kan (granat) sudah didapat, kalau mereka dari awal sebelum acara sudah membawa," tutup dia.

Sebelumnya diberitakan, ledakan terjadi di kawasan Monas, Jakarta Pusat, pada Selasa (3/12/2019) pagi. Beberapa saksi menyebutkan, ledakan terdengar cukup keras.

Dua tentara atas nama Serka Fajar dan Praka Gunawan menjadi korban luka yang terimbas ledakan tersebut saat tengah berolahraga.

Saat ini, kedua korban telah dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono menyatakan, ledakan yang terjadi akibat granat asap.

Namun, Beni sangsi bahwa granat asap mampu melukai parah korbannya karena granat asap umum digunakan untuk penyembunyian gerak tentara melalui asap yang mengepul tebal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com