Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Petugas PJL Atur Pelintasan KA Tanpa Palang di Stasiun Ancol

Kompas.com - 08/12/2019, 07:32 WIB
Audia Natasha Putri,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Palang pelintasan kereta berfungsi melancarkan lalu lintas perkeretaapian dan menjaga keselamatan para pengguna jalan yang hendak melintasi rel.

Namun, kenyataannya tidak semua pelintasan sebidang memiliki palang, salah satunya di pelintasan KA Stasiun Ancol.

Berbeda dengan pelintasan KA di stasiun lain, pelintasan sebidang Stasiun Ancol tidak memiliki palang, rambu, maupun buzzer (sirine) yang dapat mengeluarkan suara ketika kereta hendak melintas.

Sulaiman, petugas pos perlintasan Stasiun Ancol, Jakarta Utara mengaku bahwa sebagai petugas PJL harus cerewet dan tegas karena pekerjaan ini menyangkut banyak nyawa.

Sulaiman menambahkan, untuk mengatur pelintasan KA tanpa palang ini, ia masih menggunakan cara manual.

Baca juga: Kisah Penjaga Lintasan Kereta Tak Berpalang di Ancol, Lari-lari 500 Meter hingga Ribut dengan Pengendara Ngeyel

"Saya masih manual sih, belum pakai mesin palang. Ya, cuma pakai bendera rambu dan peluit kalau buat berhentiin pengendara kalau ada kereta hendak melintas," ujarnya.

Dalam menjaga pelintasan, ia dibantu oleh petugas keamanan dalam (PKD).

Lalu, bagaimana Sulaiman mengatur pelintasan tanpa palang di Stasiun Ancol?

Pertama, sebagai petugas pos JPL 11 D Sulaiman akan mendapat info dan dan kode bahwa kereta akan melintas melalui handy talky-nya. Info bahwa kereta hendak melintas ia terima dari pos sebelumnya dan pemberitahuan dari PT KAI.

Selain mendapat info dari handy talky-nya, Sulaiman juga mengantisipasi apabila terjadi keterlambatan melalui aplikasi KRL di gawainya. 

"Saya juga harus selalu cek jadwal kereta di aplikasi KRL, biar tahu kalau ada keterlambatan atau perubahan jalur," ujarnya.

Kedua, setelah mendapat info bahwa kereta hendak melintas, ia harus keluar dari pos. Lalu, mengawasi pelintasan dan standby 10 menit sebelum kereta hendak melintas. Hal ini ia lakukan karena pos JPL 11D tidak memiliki alat sistem perlintasan kereta. 

Tugas Sulaiman tidak hanya mengawasi perlintasan kereta saja. Ia tetap harus mengontrol jalan raya apabila terjadi kemacetan dan mengawasi pengendara jalan yang sulit diatur.

Baca juga: BERITA FOTO: Ngeri, Perlintasan Tanpa Palang di Stasiun Ancol

Ia juga menggunakan peluit untuk mengatur para pengendara apabila terjadi kepadatan di perlintasan kereta.

Ketiga, Sulaiman memberikan semboyan kepada masinis yang hendak melintas. Untuk memberikan semboyan kepada masinis kereta, ia menggunakan bendera rambu. Semboyan itu diberikan tergantung kondisi perlintasan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com