Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Prosedur Mendapatkan Darah dari PMI

Kompas.com - 20/12/2019, 22:30 WIB
Tia Astuti,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa rumah sakit masih memiliki kendala dalam memenuhi kebutuhan transfusi darah bagi pasien yang membutuhkan.

Entah karena rumah sakit itu tidak memiliki bank darah atau sudah memiliki bank darah tapi stoknya tidak banyak.

Jalan lain yang harus ditempuh pihak rumah sakit adalah mencari stok darah ke Palang Merah Indonesia.

Lalu bagaimana prosedur yang harus dilakukan pihak rumah sakit untuk mendapatkan darah dari PMI?

Baca juga: Antisipasi DBD Saat Musim Hujan, PMI Tangsel Jaga Ketersediaan Stok Trombosit

1. Dokter pemeriksa harus membuatkan pihak keluarga pasie surat pengantar mengambil darah. Surat itu berisikan:

a. Nama pasien

b. Nama rumah sakit

c. Golongan darah pasien

d. Jenis komponen darah

e. Jumlah darah yang dibutuhkan pasien

2. Perawat rumah sakit dan keluarga pasien membawa surat pengantar tadi ke Unit Tranfusi Darah PMI.

3. Petugas PMI akan memutuskan apakah mereka dapat memenuhi permintaan atau tidak dan apakah mereka membutuhkan donor dari teman atau keluarga pasien sebagai ganti darah yang tidak ada.

4. Untuk memastikan kebenaran info dari petugas PMI kalau stok darah habis, pihak keluarga dapat menghubungi langsung ke staf PMI.

5. Apabila tersedia, pihak yang membutuhkan harus menunggu dulu karena darah harus melewati proses uji saring dan pemisahan darah.

Baca juga: Viral Isu Darah Hasil Donor Diperjualbelikan, Ini Kata PMI

Karena darah yang dibutuhkan diambil dari pendonor dan melewati proses penyaringan serta pemisahan darah, maka PMI memerlukan Biaya Penggantian Pengelolaan Darah (BPPD) atau service cost.

Darah yang diolah dengan metode skrining serologi (metode standar yang wajib diterapkan di PMI) membutuhkan biaya pengganti sebesar Rp 250.000 per kantung darah. 

Sementara darah yang diolah dengan metode Nucleic Acid Testing (NAT) membutuhkan biaya pengganti sebesar Rp 600.000 per kantung darah.

Mahalnya metode ini karena metode ini dapat memperkecil kemungkinan darah terinfeksi serta dapat mendeteksi apakah darah terinfeksi atau tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com